New York Bakery |
Judul : New York Bakery – Antologi Cerita Pendek
Korea
Penerjemah :
Koh Young Hun dan Maman S. Mahayana
Penerbit :
GPU
Tebal : 372 halaman
Tahun : 2019, Agustus
Seperti Jepang, Korea terasa akrab bagi kita. Musik, film, kosmetik,
mobil, hingga barang elektronik Korea mudah kita temui dan terlihat
mengesankan. Namun tidak seperti Jepang, tidak banyak yang kita ketahui tentang
sastra Korea, karena nyaris tidak ada novel Korea yang diterjemahkan ke Bahasa
Indonesia. Oleh karena itu adanya terjemahan kumpulan cerpen Korea merupakan
sesuatu yang menarik untuk mengetahui sikap dan permasalahan bangsa Korea yang
sebenarnya.
Terdapat 14 cerpen dalam buku ini, sebagian besar bernuansa muram. Tidak seperti cerpen karya penulis Indonesia
yang pada umumnya relatif pendek dan memiliki plot cerita tertentu,
cerpen-cerpen Korea cukup panjang, antara 20 sampai dengan 39 halaman, dan
lebih banyak menceritakan perasaan tokoh-tokohnya dengan rinci. Hal ini berarti
pembaca dapat lebih mengenal jiwa orang-orang Korea melalui tokoh-tokoh yang
terdapat dalam cerpen.
“ Di kemudian hari, perasaan
menyesal terus menerus menghinggapiku. Kehidupan memang tidak demikian. Hidup
bukan tentang duduk di hadapan seorang lelaki yang lebih tua dua puluh tahun
dariku di sudut New York Bakery ketika perlahan-lahan runtuh dalam bayangan
sendiri. …Pada saat-saat seperti itu, fragmen hitam atau merah akan mati dan
jatuh dalam diriku, seperti karat yang mengelupas dari selembar permukaan besi.
Cahaya kecil akan berkilau untuk terakhir kalinya lalu lenyap selamanya ke
dalam kegelapan di dalam diriku, seperti gundukan pasir yang tersapu oleh
gelombang yang datang, hanya dalam periode singkat antara dilahirkan dan tumbuh
dewasa. ”
Cerpen New York Bakery mengisahkan kenangan seorang anak pemilik toko
roti terkenal yang kemudian tutup karena tidak bisa lagi bersaing dengan
bakery-bakery modern, bersamaan dengan tutupnya toko-toko tradisional lain di sekitarnya.
Kisah ini terasa universal, karena mengingatkan saya pada tulisan seorang teman
yang bertanya, kemana toko-toko tradisional dan usaha kecil di dekat rumahnya
di Bandung yang kini semuanya sudah tidak ada lagi? Usaha-usaha kecil tersebut
terlindas zaman dan tidak bisa bersaing sehingga tutup.
Cerpen lainnya berkisah tentang seorang pekerja perempuan yang hidup
sendiri dan mengira orang-orang, antara lain penjaga toko langganannya cukup
mempunyai perhatian pada hidupnya. Kenyataan bahwa ia dianggap sama saja dengan
semua pembeli lainnya dan tidak diingat sama sekali memberikan kesan kehidupan
yang penuh kesepian dan ketakpedulian di kota besar.
Selanjutnya dalam cerpen Kisah Mi, secara tidak sadar tokoh aku
membuat mi karena terkenang masa kecilnya bersama ibu tiri yang biasa
membuatkan mi untuknya, namun saat itu sedang menjelang kematian. Kisah-kisah
lainnya adalah tentang dilemma antara mempertahankan rumah adat Korea
yang sulit perawatannya dan tinggal disana atau menempati apartemen yang modern
dan efisien, kisah orang-orang terbuang yang tinggal di pegunungan terpencil
tanpa fasilitas apapun, dan tentang seseorang yang bertemu dengan teman masa
kecilnya, seorang fotografer terkenal yang tampak kesepian, membuatnya
terkenang akan masa kecil mereka, dimana ia memberikan kamera yang dicuri dari
ayahnya untuk menghibur temannya tersebut. Satu cerpen yang berbeda yaitu
Metamorfosismu berisi kisah yang menggambarkan obsesi masyarakat Korea akan
kesempurnaan fisik sesuai keinginan masing-masing individu, yang dilakukan
melalui berbagai operasi.
Masih ada beberapa cerpen lainnya, namun semua bernuansa muram dan
ditulis dengan rinci menggambarkan perasaan tokoh-tokohnya. Membaca cerpen
Korea memerlukan kesabaran, namun pembaca akan mendapatkan rasa haru, keindahan
yang diperoleh dari tulisan tentang kenangan-kenangan masa lalu, perjalanan
hidup yang diwarnai kehilangan, kesedihan, kesepian…
Seperti sastra Jepang, maka sastra Korea juga cenderung muram, memberikan kesan yang berbeda dari kesan permukaan yang kita peroleh
melalui produk-produknya yang lain yang lebih populer.
No comments:
Post a Comment