Thursday, September 21, 2006

THE SELFISH GENE




Pengarang : Richard Dawkins
Tebal : 343 halaman
Tahun : 1989 (cet.I th 1976)
Penerbit : Cox & Wyman Ltd, Berkshire

Apa artinya memahami teori evolusi ? Apakah pemahaman akan teori tersebut dapat membuat kita lebih mengerti peril
aku makhluk hidup, termasuk lingkungan sosial kita ?
Dalam bab satu, penulis menyatakan bahwa teori evolusi mempengaruhi seluru
h aspek kehidupan manusia. Mengapa ? Karena perilaku mementingkan diri sendiri (selfish) dan perilaku baik (altruism) memiliki akar dalam biologi, lebih tepatnya dalam gen. Sifat-sifat tersebut akan sangat mempengaruhi relasi antar makhluk hidup dan selanjutnya kehidupan sosial. Contoh dari sifat mementingkan diri sendiri antara lain perilaku menolak membagi sumberdaya yang berharga seperti makanan, daerah atau pasangan, yang mencapai titik ekstrim pada kanibalisme atau mengorbankan orang lain untuk keperntingan sendiri. Sedangkan sifat altruisme misalnya tampak pada lebah yang mengorbankan nyawa untuk membela sarangnya, karena sesudah menyengat musuh lebah akan mati. Menurut Dawkins, adanya sifat-sifat di atas dapat diterangkan dengan hukum dasar yang disebut “gene selfishness”, atau sifat mementingkan diri sendiri gen.

Sifat mementingkan diri sendiri timbul karena evolusi bekerja
melalui seleksi alam. Hal ini berarti hanya yang paling fit yang akan dapat bertahan hidup. Namun apa yang menjadi dasar seleksi ? Untuk menjelaskan hal ini penulis mengajak kembali ke asal mula terciptanya kehidupan di bumi. Bumi memiliki bahan mentah kimia yang melimpah, antara lain air,karbondioksida,methane, amonia dan energy, namun melalui seleksi alam akhirnya tercipta sejumlah molekul yang lebih kompleks dan lebih stabil dibandingkan lainnya, dalam bentu sup yang berisi asam amino, yaitu blok pembangun protein. Kemudian secara kebetulan tercipta replicator (penyalin), yang dapat menyalin dirinya sendiri. Ini adalah gen. (DNA). Selanjutnya gen mencari wadah untuk memperbanyak dirinya. Wadah tersebut bisa bermacam bentuk, baik berupa tanaman, binatang maupun manusia, asalkan bisa memenuhi tujuan gen, yaitu membuat salinan diri sebanyak-banyaknya.
Molekul DNA adalah rantai panjang dari blok pembangun, molekul kecil yang disebut nucleotides, sedangkan molekul protein adalah asam amino. Molekul DNA terdiri dari sepasang rantai nucleotides yang bertautan dalam bentuk spiral; double helix. Blok pembangun nucleotides hanya terdiri dari 4 jenis, yang namanya disingkat A,T,C dan G. Semua ini sama baik dalam binatang maupun tanaman. Yang berbe
da hanyalah susunan atau urutan pertautan mereka. Sebuah blok pembangun G dalam seekor siput sama dengan yang terdapat dalam manusia. Yang berbeda hanya urutannya (sekuens).
Itu sebabnya menurut Dawkins, semua makhluk hidup hanyalah alat bagi gen untuk terus hidup. Bahwa makhluk hidup hanya merupakan “mesin survival”, “robot yang diprogram secara buta untuk mempertahankan gen” terlihat dari struktur dasar kimiawi yang hampir sama pada seluruh makhluk hidup. Betapapun berbedanya bentuk antara satu makhluk hidup dengan lainnya, antara tanaman dan binatang dan manusia, namun mereka sem
ua memiliki strukur kimiawi yang hampir sama, dan gen, DNA, pada dasarnya adalah sejenis molekul yang sama pada semua makhluk hidup. DNA dapat dianggap sebagai “sekumpulan instruksi tentang bagaimana membuat sebuah tubuh”, sebuah resep, blueprint.
Apakah yang dilakukan DNA ? Yang dilakukan DNA adalah memperbanyak diri dan mengawasi pembuatan bermacam molekul protein secara tidak langsung, dengan cara menerjemahkan DNA tersebut dalam abjad asam amino yang menentukan molekul protein. Oleh karena tujuan utama gen adalah untuk hidup terus dan memperbanyak diri
sebanyak-banyaknya, maka gen akan berupaya agar tubuh (makhluk hidup) yang didiaminya cukup efisien guna mencapai tujuan tersebut. Bagaimana mendapatkan efisiensi ? Seperti halnya dengan ilmu ekonomi, dimana efisiensi tercapai melalui kompetisi dan selfishness, maka demikian pula di dalam alam, sehingga penulis menyebut gen sebagai “the selfish gene”.
Berdasarkan argumen dasar di atas, maka menurut penulis setiap perilaku makhluk hidup pada dasarnya adalah mementingkan diri sendiri, bahkan sifat altruism (perbuatan baik, pengorbanan diri untuk kepentingan keluarga, masyarakat) sebenarnya juga mementingkan diri sendiri. Sebagai contoh, mengapa makhluk hidup bersedia meng
orbankan diri untuk kelangsungan hidup anak atau kerabat dekatnya ? Karena mereka berbagi gen yang sama. Mengapa laki-laki selalu mencari perempuan yang jauh lebih muda ? Mengapa laki-laki bersifat agresif ? Semua itu bisa dikembalikan kepada hukum dasar di atas. Namun hal ini tidak berarti pembenaran terhadap perilaku mementingkan diri sendiri. Sebaliknya, apabila kita mengetahui sifat atau perilaku buruk yang disebabkan oleh gen, maka kita dapat melawannya, antara lain dengan berbuat baik atau dengan memutuskan untuk tidak memiliki keturunan.
Pendapat Dawkins disebut reductionist, karena mereduksi proses evolusi pada tingkat gen dan hampir mengabai
kan faktor-faktor lainnya. Namun bukunya telah menjadi buku klasik sains populer yang cukup berpengaruh.





Richard Dawkins

No comments: