Judul : Parallel Worlds - A Journey Through Creation, Higher Dimensions, and the Future of the Cosmos
Pengarang : Michio Kaku
Penerbit : Anchor Books
Tahun : 2006, Agustus
Tebal : 401 hal.
Kisah mengenai asal mula alam semesta atau penciptaan merupakan pertanyaan dasar manusia sejak ribuan tahun yang lalu, dan menjadi tema sentral ribuan mitologi dan agama.
Kosmologi (dan fisika) menjadi menarik, karena berusaha menjawab pertanyaan mendasar tersebut. Jawaban pertanyaan tersebut bagi banyak orang juga dianggap dapat menentukan arti hidup ini.
Menurut penulis, adanya satelit baru yaitu WAMP (Wilkinson microwave anisotropy probe) dan peralatan ilmiah lainnya semakin meyakinkan para ilmuwan akan adanya dunia paralel (parallel universe). WAMP berhasil merekam kondisi alam semesta pada waktu berumur 380 ribu tahun (usia alam semesta kini 13,7 miliar tahun) setelah ledakan besar (big bang) atau penciptaan. Gambar yang dihasilkan WAMP sesuai dengan teori selama ini karena menampilkan fluktuasi kuantum atau irregularity yang muncul tidak lama setelah big bang yang tampak berupa titik-titik yang menyebar. Titik-titik ini merupakan asal mula dari galaksi dan kluster galaktika yang ada saat ini.
Satelit WAMP juga mengungkapkan bahwa material yang tampak hanya menyusun 4% dari alam semesta (sebagian besar berupa hidrogen dan helium), sisanya terdiri dari material yang tidak tampak dan tidak kita ketahui, namun 73% berupa dark matter.
Selain itu, WAMP juga mengkonfirmasi teori inflationary, yaitu bahwa alam semesta terus menerus melahirkan alam semesta baru. Ada banyak big bang yang lahir dari alam semesta yang abadi, sehingga ada banyak dunia parallel (multiverse), yang terpisah dan tidak dapat bertemu. Dengan demikian, alam semesta kita mungkin lahir dari alam semesta lain yang lebih lama atau bahkan abadi.
Hal di atas kemudian membuat para fisikawan semakin menekuni teori string dan teori M, yang diharapkan dapat mengungkap sifat/nature multiverse.
Temuan penting lain dari WAMP adalah bahwa dark matter mendorong percepatan mengembangnya alam semesta, sehingga diperkirakan dalam 150 miliar tahun yad, dari sekitar 100 miliar galaksi hanya beberapa yang dapat terlihat, dan jika ini terus berlanjut alam semesta akan mati dalam kebekuan besar. Jika manusia masih eksis dan ingin tetap mempertahankan keberadaannya, maka jalan satu-satunya adalah pindah ke alam semesta lain, yaitu melalui wormhole.
Buku ini dibagi dalam tiga bagian besar: The Universe, The Multiverse, dan Escape into Hyperspace, yang menjelaskan rincian hal-hal di atas. Agar lebih jelas, penulis juga menguraikan sedikit mengenai sejarah kosmologi.
Bagi pembaca awam, uraian Michio Kaku relatif lebih mudah diikuti daripada buku sejenis lainnya (misalnya buku Brian Greene yang uraiannya lumayan rinci), namun dapat memberikan gambaran yang lebih luas.
Di akhir buku dibahas, apa yang dapat diberikan pengetahuan kosmologi yang kita miliki saat ini mengenai arti hidup ini? Hal ini dijelaskan dalam uraian tentang anthropic principle dan Copernican principle, dikaitkan dengan kuantum dan multiverse. Menurut penulis, masing-masing memiliki kebenaran, dan kita belum tahu persis hal yang sebenarnya. Kosmologi atau fisika tak dapat memberi petunjuk. Maka manusia harus memberi arti sendiri bagi hidupnya, yaitu dengan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik, dengan memberi manfaat bagi orang lain atau masyarakat.
No comments:
Post a Comment