Judul : The Black Swan – The Impact of the Highly
Improbable
Pengarang: Nassim Nicholas Taleb
Penerbit: Penguin
Tahun :
2008
Tebal : 366 hal
Masyarakat
modern terbiasa dan merasa mampu memperhitungkan dan mengukur risiko, mentargetkan
waktu penyelesaian pembangunan suatu proyek, membuat proyeksi keuangan atau
ekonomi hingga beberapa tahun ke depan, bahkan kondisi politik suatu negara
atau kawasan. Proyeksi atau perkiraan tersebut pada umumnya dibuat dengan
melihat pada angka-angka atau kejadian di masa lalu, seringkali dengan asumsi
bahwa tidak ada kejadian luar biasa di masa yang akan datang. Hal tersebut
menyebabkan kita luput memperkirakan kemungkinan adanya kejadian luar biasa
yang jarang terjadi namun memberikan dampak besar. Kita hanya melihat hal-hal
kecil yang tampak di mata, terlalu optimis, dan melupakan bahwa terdapat
kemungkinan adanya penyimpangan dari kejadian di masa lalu. Kita melupakan black swan.
Black swan adalah kejadian yang memiliki atribut
yaitu outlier, artinya di luar
perkiraan biasa, kedua, berakibat ekstrim, dan ketiga, hanya dapat dijelaskan
setelah kejadian atau setelah peristiwa terjadi. Contohnya
adalah tsunami pada Desember 2004 dan penyerangan WTC oleh teroris pada
September 2001.
Buku
ini merupakan kritik atau pengingat, bahwa sebaiknya kita lebih memperhatikan black swan dan jangan terlalu
mempercayai perkiraan, proyeksi, target atau kejadian di masa lalu sebagai
dasar untuk bertindak, karena banyak hal di luar perkiraan yang dapat
membuyarkan semua itu. Apalagi, prediksi ekonomi, sejarah atau politik tidak
dapat dipercaya akurasinya, sekalipun dibungkus dengan matematika canggih. Hal
ini karena ilmu sosial mengandung free
will dari kumpulan individual, disamping itu selalu terdapat
penemuan-penemuan baru yang dapat mengubah masyarakat secara drastis, yang
tidak dapat kita ketahui sebelumnya karena pada umumnya penemuan-penemuan itu
terjadinya secara kebetulan.
Jadi,
meramal masa depan adalah mustahil. Jangankan masyarakat, bukankah nasib
sendiri saja seringkali berasal dari kebetulan?
Apakah kita bisa merencanakan akan bekerja dimana, menikah dengan siapa?
Seringkali kedua hal itu, yang akan memberi dampak besar pada kehidupan
seseorang, tergantung pada kebetulan belaka atau kejadian-kejadian yang di luar
perkiraan dan tidak dapat dilihat polanya di masa lalu.
Bukti
bahwa banyak orang salah membuat perkiraan karena terlalu optimis, tidak dapat
menerima kenyataan atau tidak memperkirakan black
swan adalah banyaknya proyek-proyek besar yang tertunda lama
penyelesaiannya, kecelakaan fatal, perang yang berlangsung hingga
bertahun-tahun, pengungsi yang selalu berpikir akan segera pulang meski telah
puluhan tahun di negeri orang, dan perceraian.
Mungkin
pengalaman penulis buku sebagai trader,
yaitu pialang saham yang harus mengambil keputusan di tengah kondisi
ketidakpastian, membuatnya skeptik terhadap proyeksi atau perkiraan.
Taleb
membagi dunia dalam dua bagian, yaitu mediokristan dan ekstrimitas untuk
menerangkan semakin lebarnya kesenjangan di dunia. Mediokristan yaitu suatu
kondisi yang terdapat pada masyarakat di masa lalu. Tanpa adanya teknologi, tidak
ada seseorang yang dapat menguasai nyaris seluruh pasar, sebagaimana saat ini
seorang pengarang, musisi, atau pembuat film dapat menjual ratusan ribu buku
atau rekaman sementara ribuan pengarang atau musisi lainnya hanya dapat menjual
beberapa ribu buku atau bahkan tidak memiliki rekaman. Suatu hal yang tidak
mungkin tanpa adanya teknologi percetakan, perekam musik atau film. Namun kita
tidak pernah bisa tahu sebelumnya, buku, musik atau film macam apa yang akan
dapat menghasilkan keberhasilan semacam itu. Demikian pula halnya dengan desain
dan pekerjaan kreatif lainnya. Ia menyebut pekerjaan-pekerjaan tersebut sebagai
scalable, karena menghasilkan
pengungkit, artinya, kita tidak dapat memperkirakan batas keberhasilan atau
penjualannya, yang bisa sangat besar, nyaris tidak terbatas, dan hal itu kadang
lebih disebabkan oleh keberuntungan.
Leverage atau pengungkit cukup dihasilkan
dengan bekerja satu kali, namun tingkat keberhasilannya juga tidak pasti. Sebaliknya,
pekerjaan sebagai dokter, akuntan, pembuat roti atau penjahit pakaian harus
dikerjakan terus menerus dan tidak ada yang dapat menguasai nyaris seluruh
pasar. Namun tingkat kepastian pekerjaannya lebih terjamin; tidak ada yang
gagal sama sekali sebagaimana halnya dapat terjadi pada seorang penulis buku
atau musisi. Efek pengungkit dari
pekerjaan yang bersifat scalable
meningkat dengan adanya perkembangan teknologi, yang menjelaskan mengapa AS dan
negara-negara Eropa yang memproduksi ide-ide baru dan desain - sementara
pembuatan produknya dilakukan oleh insinyur dan pekerja di negara-negara
berkembang, menghasilkan lebih banyak kekayaan daripada negara-negara lain dan
dengan demikian meningkatkan kesenjangan.
Ide dan
gagasan baru seringkali hanya dapat berhasil jika terdapat cukup trial and error. Oleh karena itu
masyarakat yang dapat menerima kegagalan, seperti masyarakat AS, menghasilkan
ide baru jauh lebih banyak dari masyarakat di belahan bumi lain yang trauma
dalam menghadapi kegagalan.
Ketidakmampuan
melihat black swan disebabkan
beberapa hal, yaitu:
a.
Kesalahan
konfirmasi, yaitu kita tidak terbiasa dengan ekstrimitas, sehingga tidak dapat
membuat perkiraan yang akurat dan hanya memperhatikan hal-hal yang terlihat.
b.
Kesalahan
naratif, yaitu tidak bisa melihat fakta sebagaimana adanya, namun selalu
berusaha mencari penyebab atau penjelasan atas sejumlah fakta yang ada,
meskipun akhirnya dapat berujung pada kesalahan.
c.
Bersikap
seolah black swan tidak ada
d.
Distorsi
dari silent evidence, yaitu berusaha mencari penjelasan dari kejadian yang
telah menjadi sejarah. Hal tersebut tidak mudah, karena kita tidak pernah dapat
mengetahui penjelasan yang sebenarnya, hanya berusaha memahami setelah kejadian
berlalu.
e.
Berfokus
hanya pada sekumpulan kecil ketidakpastian
Selain
menghasilkan akibat negatif, black swan
dapat memberi kesempatan-kesempatan baru dan keberuntungan jika kita tahu
memanfaatkannya, karena pada dasarnya black
swan adalah sesuatu yang tidak terduga, mungkin suatu kebetulan, namun
memberi dampak besar. Jika hal tersebut bersifat positif, maka kita menyebutnya
keberuntungan, luck. Tugas kita
adalah selalu bersiap dan membuka diri sebanyak mungkin pada
kemungkinan-kemungkinan yang mendatangkan keberuntungan atau kebetulan
tersebut, karena keberuntungan bersifat random, tidak berdasar pada kemampuan
semata. Berikut saran dari Taleb untuk memanfaatkan black swan:
a.
Perhatikan
bidang-bidang yang dapat menghasilkan black
swan positif. Bisnis bank bersifat negatif karena kemungkinan terbaik
adalah kembalinya pinjaman sementara kemungkinan terburuk adalah tidak
kembalinya seluruh pinjaman. Sebaliknya adalah bisnis penerbitan, riset ilmiah,
dan modal ventura, karena kemungkinan terbaik nyaris tidak terbatas hasilnya.
b.
Bersiap
untuk segala kemungkinan lebih baik dari pada fokus pada beberapa kemungkinan
yang lebih dapat diprediksi.
c.
Ambil
setiap kesempatan, atau apapun yang tampak seperti sebuah kesempatan. Bekerja
keras untuk memburu kesempatan dan memaksimalkan paparan pada kesempatan.
d.
Bersikap
hati-hati atau jangan terlalu percaya pada
prediksi yang dibuat oleh pemerintah.
Inti
dari pemahaman di atas adalah, oleh karena kita sulit memperkirakan probability
terjadinya negatif black swan, maka
lebih baik fokuskan pada konsekuensinya, yaitu bersikap hati-hati terhadap hal
yang kita ketahui dengan jelas (saham blue chip,misalnya), sebaliknya bersikap
lebih berani terhadap hal yang sulit untuk diketahui.
Banyak hal menarik lainnya yang dikemukakan penulis dalam buku ini, yang
dapat menjadi perenungan bagi pembaca. Taleb menulis dengan rasa humor,
meskipun terkadang terasa kasar dan arogan, khususnya bagi para ekonom dan ilmuwan sosial yang ia
kritik habis dalam buku ini, antara lain karena ia tidak percaya sejarah dapat
menjelaskan suatu peristiwa dan menjadi bahan pelajaran, dan ilmu sosial
lainnya tidak dapat menjelaskan atau meramalkan apapun. Buku ini juga ditulis
dengan tidak begitu teratur, ada bagian yang terlalu panjang kala penulis
menguraikan beberapa ilmuwan atau filsuf yang dipujanya, atau cerita dan
anekdot untuk memberi contoh, sehingga fokus pembaca terpecah dari topik utama
yang sedang dibahas. Namun demikian,
secara keseluruhan penulis telah mengingatkan pembaca untuk mempertimbangkan
hal-hal yang selama ini kurang diperhatikan dalam pengambilan keputusan
sehari-hari, baik untuk kepentingan masyarakat maupun pribadi.