Tuesday, February 12, 2019

Jawaban Singkat atas Pertanyaan Besar



Judul               :   Jawaban Singkat atas Pertanyaan Besar
Pengarang      :   Stephen Hawking
Penerjemah    :   Haz Algebra
Penerbit           :   Global Indo Kreatif
Tebal               :   161 halaman
Tahun              :   2018, Desember


Pertanyaan-pertanyaan besar selalu menarik dan selama ribuan tahun menjadi ranah agama, karena merupakan misteri bagi manusia, namun bersifat eksistensial. Kini, satu demi satu misteri tersebut disingkapkan oleh ilmu pengetahuan, meskipun masih sulit untuk diterima oleh masyarakat, yang pada umumnya terus menerus terpapar doktrin agama seumur hidupnya.

Salah satu ilmuwan yang tertarik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan besar tersebut adalah Stephen Hawking. Sampai menjelang akhir hidupnya, Hawking selalu mendapat pertanyaan-pertanyaan tersebut dari berbagai pihak dan ia berusaha menjawab pertanyaan tersebut dengan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, sehingga buku ini sangat menarik karena mencoba menjawab pertanyaan antara lain: Apakah Tuhan ada? Bagaimana segalanya bermula?  Apakah ada kehidupan cerdas lain di alam semesta? Ada apa di dalam lubang hitam? Haruskah kita mengkonolisasi ruang angkasa? Akankah intelejensia artifisial mengungguli kita?

Terdapat 11 pertanyaan dalam buku ini, yang dijawab dengan uraian singkat dan sederhana. Misalnya menjawab pertanyaan tentang keberadaan Tuhan – apakah penciptaan alam semesta memerlukan Tuhan, yang menurut Hawking dapat muncul dari ketiadaan. Mula-mula penulis menjelaskan bahwa hukum fisika menuntut keberadaan sesuatu yang bersifat negatif. Hal itu diuraikan dengan memberikan analogi tentang seseorang yang membangun sebuah bukit dengan mengeruk tanah di dekatnya sehingga tanah tersebut berlubang, yang disini merupakan versi negatifnya, sehingga semuanya berimbang. Hukum alam menyatakan bahwa energi positif dan negatif harus selalu sama sehingga menuju nol. Saat ini, ruang merupakan energi negatif yang sangat besar, sedangkan massa dan energi merupakan energi positif. Selanjutnya menjelaskan mengenai munculnya Big Bang, penulis menguraikan bahwa berdasarkan hukum mekanika kuantum, partikel seperti proton dapat muncul secara acak, bertahan sebentar, menghilang, kemudian muncul lagi di tempat lain. Sementara itu diketahui bahwa alam semesta pernah sangat kecil sebelum terjadi Big Bang. Hukum-hukum alam dalam sains menjelaskan bahwa Big Bang dapat terjadi dengan sendirinya tanpa bantuan apapun. Setelah terjadi Big Bang, barulah muncul yang namanya waktu dan ruang. Sebelum Big Bang tidak ada yang namanya waktu, sehingga tidak ada waktu bagi Tuhan untuk membuat alam semesta.

Pertanyaan mengenai asal mula alam semesta dijelaskan dengan uraian mengenai penelitian-penelitian yang telah dilakukan sampai saat ini untuk mengetahui apa yang terjadi pada saat permulaan terciptanya alam semesta. Catatan mengenai alam semesta ketika masih sangat muda tercermin pada latar belakang gelombang mikro yang ditemukan oleh Arno Penzias dan Robert Wilson. Pada awal sejarahnya alam semesta (setelah terjadi Big Bang)mengalami periode ekspansi yang sangat cepat- yang disebut inflasi – dengan perbedaan antara arah yang berbeda 1 berbanding 100.000. Seharusnya tidak terdapat perbedaan pada setiap arah, namun perbedaan itu berasal dari fluktuasi kuantum selama periode inflasi, sebagai konsekuensi dari Prinsip Ketidakpastian. Fluktuasi ini merupakan benih untuk struktur alam semesta yaitu galaksi, bintang, dan kita. Teori ini, yang dinyatakan Hawking pada tahun 1982, terbukti pada tahun 1993 dengan ditemukannya gelombang mikro (the microwave sky) oleh satelit COBE. Hal ini ditegaskan pada tahun 2003 oleh satelit WMAP yang menampilkan peta suhu langit gelombang mikro kosmik, gambar alam semesta pada seperseratus dari usianya sekarang. Ketidakberaturan menunjukkan bahwa beberapa wilayah memiliki kepadatan lebih tinggi, dan gravitasi ekstra memperlambat perluasan wilayah itu dan akhirnya runtuh untuk membentuk galaksi dan bintang. Kita adalah produk dari fluktuasi kuantum di alam semesta awal. Selanjutnya satelit Planck yang menggantikan WMAP dapat mendeteksi jejak gelombang gravitasi yang diprediksi inflasi dengan lebih presisi. Alam semesta tercipta dari ketidakpastian.

Mengenai masa depan manusia di bumi, Hawking menegaskan bahwa manusia harus mulai dari sekarang membuat rencana untuk membuat koloni di planet-planet lain, misalnya Bulan dan Mars, karena dalam beberapa ratus tahun mendatang bumi akan terlalu kecil dan tidak stabil untuk semua umat manusia. Ia mengingatkan bahwa kehidupan di alam semesta adalah keras; bintang-bintang yang mati meledak dan mematikan planet di sekelilingnya, asteroid menabrak planet dan mematikan kehidupan di dalamnya, sebagaimana bumi pada 66 juta tahun yang lalu, sehingga jika tidak ingin punah maka manusia harus meninggalkan bumi, membuat koloni di tempat lain, dan dalam jangka panjang melakukan perjalanan antar bintang, misalnya ke galaksi terdekat. Perkembangan teknologi dalam biologi diprediksi akan memungkinkan manusia memiliki keunggulan fisik dan mental serta kecerdasan untuk melakukan hal-hal tersebut, karena manusia tidak lagi harus menunggu perubahan secara evolusi yang memerlukan waktu ratusan ribu tahun. Hawking bahkan membuat rencana: membuat pangkalan di Bulan dalam 30 tahun mendatang, Mars dalam 50 tahun, dan planet terluar dalam 200 tahun. Manfaat lain dari adanya rencana ke luar angkasa adalah mempercepat kemajuan teknologi.

Masih banyak hal menarik yang diuraikan Hawking dalam buku ini, termasuk sedikit riwayat hidupnya yang luar biasa, meskipun sebenarnya jawaban rinci dari pertanyaan besar yang diuraikan dalam buku ini pernah ditulis Hawking dalam buku-bukunya yang lain maupun oleh ilmuwan lainnya. Namun uraian yang relatif singkat dan sederhana terhadap banyak hal dalam satu buku baru terdapat disini. Selain itu, pembaca dapat pula mengetahui sedikit kehidupan Hawking, yang meskipun menyandang penyakit cukup parah dan divonis berumur pendek namun tetap bekerja dengan penuh semangat sampai akhir hidupnya pada usia 76 tahun.  Rasa ingin tahunya yang besar, yang mendorongnya untuk mempelajari fisika guna menjawab pertanyaan-pertanyaan fundamental berdasarkan ilmu pengetahuan, serta kepercayaan diri dan optimisme-nya akan kemampuan manusia dalam mengatasi masalah serta menghadapi masa depan, membuat buku ini seharusnya dibaca banyak orang disini, yang sebagian besar tidak punya cukup rasa ingin tahu.