Monday, March 05, 2012

A Universe from Nothing



Judul : A Universe from Nothing – Why there is
something rather than nothing
Pengarang: Lawrence M. Krauss
Penerbit: Free Press
Tahun : 2012, Jan.
Tebal : 202 hal



Pertanyaan mengenai asal mula alam semesta telah muncul sejak ribuan tahun lalu, sejak manusia dapat berpikir, dan menimbulkan banyak mitologi, filsafat dan dasar bagi agama: yaitu bahwa alam semesta diciptakan, karena sesuatu tidak mungkin tercipta dengan sendirinya dari ketiadaan.

Namun menurut L. Krauss, jawaban atas pertanyaan mengenai alam semesta hanya dapat diperoleh dengan menyelidiki alam tersebut berdasarkan fakta empiris, dengan teori yang dapat diuji melalui eksperimen, tidak dengan renungan filsafat atau wahyu. Dan perkembangan kosmologi selama dua dekade terakhir sangat pesat sehingga dapat menjawab pertanyaan yang selama ini dianggap merupakan wilayah filsafat atau agama.

Uraian penulis dimulai dengan sejarah penemuan mengembangnya alam semesta pada awal abad 20, yang kemudian mengarahkan pada munculnya teori Big Bang.

Uraian selanjutnya adalah penjelasan mengenai tiga bentuk alam semesta, yaitu closed (suatu ketika akan mengalami big crunch), open (terus mengembang tak terbatas) dan flat (terus mengembang namun dengan kecepatan yang semakin menurun), serta penelitian-penelitian yang telah dilakukan sehingga menghasilkan penemuan bahwa alam semesta kita flat.

Penulis juga menguraikan bagaimana pengetahuan akan fisika partikel dan selanjutnya teori inflationary universe, mekanika kuantum dan relativitas umum menghasilkan kesimpulan bahwa alam semesta dapat muncul dari ketiadaan. Data bahwa rata-rata energy gravitasional Newton adalah 0 dan alam semesta flat juga merupakan indikator bahwa alam semesta berasal dari ketiadaan.
Yang dimaksud dengan ketiadaan adalah adanya ruang tanpa apapun di dalamnya, dan dalam ruang tersebut hukum fisika berlaku.

Diuraikan pula masa depan alam semesta, dimana kelak (dua triliun tahun lagi) alam semesta demikian mengembang sehingga seluruh galaksi lain tidak akan terlihat kecuali Bima Sakti, dan seluruh jejak Big Bang telah terhapus, sehingga jika manusia masih ada, mereka tidak dapat memiliki pengetahuan seperti yang kita peroleh saat ini.
Penjelasan dalam buku ini dilengkapi dengan gambar yang cukup membantu dan tanpa persamaan matematika, namun juga tidak mudah bagi pembaca biasa tanpa latar belakang fisika. Membaca buku lain yang berkaitan, seperti buku Inflationary Universe oleh pencetusnya yaitu Alan Guth akan banyak membantu.

Meskipun demikian, banyak hal menarik yang dikemukakan oleh penulis, juga Richard Dawkins, yang menulis afterword. Keduanya menekankan perlunya kesiapan menghadapi fakta baru yang akan terus datang dari penemuan sains terakhir: apakah manusia sanggup menghadapi kenyataan jika sains akhirnya mengungkapkan bahwa alam semesta dapat tercipta dengan sendirinya, abadi, dan manusia hanya sesuatu yang tercipta secara kebetulan dari proses tersebut?

Tidak ada yang tahu apakah sains akan dapat mencapai tahap tersebut dengan penuh kepastian. Namun sudah waktunya manusia mulai menerima kenyataan bahwa dia bukanlah pusat alam semesta, dan satu-satunya jalan untuk memahami posisinya adalah dengan menyelidiki alam itu sendiri.

2 comments:

enggar said...

Wah, saya pengin baca buku ini, kapan ya? Blognya ada di BBI juga kah?

Rati said...

Blognya terdaftar di BBI