Sunday, October 30, 2011

THE MAGIC OF REALITY

                                        
  
  Judul : The Magic of Reality – How we
  know what’s really true
  Pengarang : Richard Dawkins
  Penerbit : Bantam Press, London
  Tahun : 2011
  Tebal : 272 hal




”I want to show you that the real world, as understood scientificaly, has magic of its own - the kind I call poetic magic, an inspiring beauty which is all the more magical because it is real and because we can understand how it works… The magic of reality is – quite simply – wonderful. Wonderful, and real. Wonderful, because real.”

“Science has its own magic: the magic of reality.”

Setelah ditunggu-tunggu para penggemarnya, akhirnya ahli biologi evolusioner  Richard Dawkins menulis buku sains untuk anak-anak dan remaja, yang mengajak mereka untuk berpikir secara rasional, melalui pemahaman akan sains dasar khususnya biologi dan kosmologi. Untuk menarik anak-anak, setiap halaman disertai ilustrasi dari Dave McKean, illustrator pemenang beberapa penghargaan yang juga menjadi illustrator buku Coraline.

Buku dibagi dalam 12 bab. Bab pertama yaitu What is reality? What is magic? menguraikan tentang perbedaan antara realitas dan magic dan cara membedakan keduanya.

Bab dua dan tiga yaitu Who was the first person? dan Why are there so many animals? menguraikan evolusi manusia dan makhluk hidup lainnya. Bab empat yaitu What are things made of? menguraikan asal mula segala sesuatu yang berada di bumi, baik benda mati maupun makhluk hidup, dari partikel terkecil dan jenis zat. Sedangkan bab lima sampai sembilan adalah uraian tentang matahari, pelangi, asal mula alam semesta, dan gempa bumi; hal-hal yang sering menjadi pertanyaan anak-anak.

Khusus pada bab sebelas dan dua belas, yaitu Why do bad things happen? dan What is a miracle? mengajarkan anak-anak untuk menganalisis terjadinya hal-hal buruk dan penyataan akan suatu ”mujizat” atau keajaiban secara rasional, dengan mempertimbangkan berbagai fakta secara ilmiah, agar tidak mudah percaya begitu saja akan pendapat umum. 

Selain disertai gambar, setiap bab selalu diawali dengan beberapa mitos mengenai topik yang akan diuraikan, sehingga akan menarik anak-anak (atau siapapun) karena seperti dongeng. Dengan demikian uraian mengenai asal mula manusia, misalnya, diawali dengan cerita mengenai mitos suku Aborigin, Ibrani, dan Norse (Viking), baru kemudian uraian berdasarkan biologi. Dan seperti biasa, apabila perlu maka penjelasan disertai dengan metafor, agar lebih mudah dipahami pembaca.

Bagi yang biasa membaca tulisan Dawkins, maka bahasanya telah sangat disederhanakan dan uraiannya cukup singkat, sehingga gaya tulisannya tidak begitu tampak disini. Namun menurut anak saya yang berumur sepuluh tahun, buku ini menyenangkan untuk dibaca karena gambarnya bagus dan setiap topik diuraikan secara bertahap sehingga jelas dan mudah dimengerti.


Memang banyak sudah buku pengantar sains yang ditulis untuk anak-anak/ remaja, bahkan terdapat buku yang judulnya saja terdapat kata sains namun isinya bertolak belakang, sehingga diperlukan kehati-hatian orang tua.
Namun kelebihan buku Dawkins adalah, ia tidak hanya mengemukakan fakta-fakta atau penemuan sains terakhir, namun juga mengajarkan anak-anak atau siapapun pembacanya untuk menemukan magic, wonder atau ketakjuban pada penemuan-penemuan, realitas atau fakta yang dapat kita ketahui berkat sains, dan bahwa semua itu dapat dicapai hanya jika kita berpikir secara rasional dan ilmiah secara konsisten.
Mungkin inilah bagian yang tersulit, terutama jika lingkungan anak tidak mendukung, yaitu bagaimana mengajarkan cara berpikir kritis dan rasional secara konsisten. Sangat mudah untuk membuat anak percaya kepada magis, mujizat dan keajaiban, namun tidak mudah untuk melatih anak menganalisis dan menilai kebenaran banyaknya pernyataan atau kisah-kisah yang bersifat magic, agar ia dapat menjadi seorang yang berpikiran bebas dan rasional. Tidak banyak buku yang mengajarkan hal tersebut. Oleh karena itu buku ini sangat bagus untuk anak-anak atau siapapun yang belum pernah membaca sains dasar.

Meskipun baru dirilis pada bulan September dan Oktober, Richard Dawkins telah setuju untuk memberikan hak terjemahan buku ini kepada beberapa negara. Tentu akan baik juga jika terdapat penerbit Indonesia yang menerjemahkan buku ini. Mudah-mudahan Gramedia – yang pernah menerjemahkan buku River Out of Eden – bersedia menerjemahkannya dan mengundang penulisnya ke Indonesia. Dawkins adalah seorang tokoh yang memikat: seorang intelektual, penulis berbakat, and a very handsome man in his seventies.


R. Dawkins (guardian.co.uk)
Profesor Richard Dawkins telah menulis sepuluh buku sains populer dan essay yang sebagian besar menjadi best seller, dengan buku pertamanya The Selfish Gene (1976), dan terakhir The Greatest Show on Earth (2009), namun yang telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia hanya River Out of Eden.


2 comments:

Sinta Nisfuanna said...

wow! penampakan isinya bener2 menarik

Yayun Riwinasti said...

penasaran dengan penjelasan di bab 2..who is the first person?