Monday, March 31, 2008

PARASITE REX



Judul : Parasite Rex – Inside the Bizarre World of Nature’s Most
Dangerous Creatures
Pengarang : Carl Zimmer
Penerbit : Touchstone, NY
Tahun : 2001
Tebal : 249 hal.

Buku ini sangat menarik dan menakjubkan; banyak hal-hal baru yang diungkapkan penulis tentang parasit yang selama ini tidak banyak kita ketahui.

Selama ini kita mengenal parasit sebagai makhluk hidup yang menumpang hidup pada makhluk hidup lainnya dengan mengambil sumber daya makhluk yang ditumpanginya (host) hingga kekurangan makanan, sakit bahkan mati, misalnya benalu pada tanaman atau cacing pita pada manusia dan binatang. Namun buku ini memberikan informasi bahwa keganasan parasit tidak saja persis seperti dalam film Alien, tetapi juga bahwa parasit memiliki peran cukup berarti dalam evolusi, antara lain mendorong perkembangbiakan dengan cara kawin, seleksi seksual, penjagaan keseimbangan ekosistem, hingga menentukan perilaku. Selain itu pengetahuan mengenai parasit hama dapat menolong ratusan juta penduduk di Afrika dari kelaparan karena kegagalan panen.

Beberapa perilaku parasit hasil penelitian para ilmuwan antara lain:
1. Toxoplasma, yang harus berpindah dari tikus ke kucing, mengubah kepribadian tikus yang dihinggapinya menjadi berani, sehingga lebih mudah bertemu dan dimangsa kucing. Pada manusia menjadikan korbannya kurang mengindahkan nilai-nilai.
2. Lancet fluke (sejenis cacing pita) di masa dewasa dan ketika bertelur harus berada dalam tubuh sapi, dan setelah menetas berada dalam tubuh siput, menjadi cercarie yang berambut, yang muncul ke permukaan siput. Untuk mengusir parasit, siput menutup cercarie dengan membentuk bola lumpur dan mengeluarkannya ke rerumputan, yang kemudian dimakan oleh semut. Sebagian lancet fluke masuk ke dalam perut dan sebagian ke otak untuk mempengaruhi saraf semut yang memakannya, sehingga semut yang terinfeksi parasit ini di sore hari menjadi penyendiri, kemudian merambat ke ujung batang rumput dan berdiam disana menunggu sapi memakan batang rumput tersebut. Namun jika sampai malam tidak ada sapi yang memakannya, lancet fluke membuatnya turun kembali agar semut tidak terbakar sinar matahari pagi dan siang. Esok sorenya usaha tersebut diulang kembali.
3. Spora jamur parasit melekat dan membuat sulur yang masuk ke dalam seluruh tubuh lalat rumah seperti akar dan menghisap nutrisi dari darah lalat, sehingga perut lalat berkembang ketika jamur tumbuh. Selama beberapa hari lalat hidup normal, namun suatu hari ia mencari daerah tinggi, entah di sebilah rumput atau atas pintu. Kemudian lalat mendarat, merendahkan kaki dan meninggikan perutnya serta mengepakkan sayapnya sebentar sebelum menutupnya. Pada saat itulah jamur menekan sulurnya keluar dari kaki dan perut lalat, di ujung sulur terdapat spora. Dengan posisi inilah lalat mati, posisi yang tepat bagi jamur untuk menebarkan sporanya ke lalat-lalat di bawah. Kematian lalat ini selalu sebelum matahari terbenam, karena malam hari adalah saat dimana udara cukup sejuk bagi spora untuk segera berkembang di tubuh lalat, dan saat dimana lalat sehat sedang terbang dan mengudara ke bawah. Jika spora matang di tengah malam, jamur akan menunggu keesokan harinya. Dengan demikian jamur menentukan cara dan waktu kematian lalat.
4. Jenis tawon yang bersifat parasit lainnya menjadikan ulat sebagai penjaga. Setelah larvanya memakan isi perut ulat dari dalam, saat menetas dan keluar dari tubuh ulat mereka membuat ulat lumpuh. Namun ulat kemudian pulih dan bahkan membuatkan perlindungan dan melindungi kokon dari gangguan. Baru setelah tawon keluar dari kokon, ulat berhenti bertugas untuk kemudian mati.
5. Parasit udang, yang memerlukan bebek sebagai tujuan berikutnya, menjadikan udang senang berenang di permukaan air, sehingga mudah dimangsa bebek.
6. Sacculina, parasit kepiting, masuk ke bagian bawah kepiting dan meletakkan larvanya disana serta menyerap makanannya. Namun kepiting seperti tidak mengetahui hal ini, ia merawat dan memberi makan larva Sacculina seperti anaknya sendiri, tidak mencari pasangan, dan terus menerus makan. Bahkan kepiting jantan menjadi berperilaku seperti kepiting betina.
7. Parasit tawon yang meletakkan telurnya di hornworm (ulat) tembakau mengubah cara makan dan mencerna ulat. Jika biasanya daun diubah menjadi lemak, setelah ada parasit diubah menjadi gula, sumber energi yang digunakan parasit untuk pertumbuhan yang cepat. Selain itu, parasit juga menutup organ reproduksinya.
8. Bunga juga dapat disinggahi parasit. Jamur Puccinia monoica yang menjadi parasit tanaman mustard memerlukan tawon untuk bereproduksi, karena harus dibuahi dengan Puccinia yang terdapat di tanaman mustard lain. Oleh karena itu ia membuat daun tanaman tersebut menjadi seperti bunga dan memproduksi zat manis kental yang disukai tawon, serta menghentikan munculnya bunga asli tanaman itu sendiri.
9. Plasmodium penyebab malaria
10. Parasit ikan stickleback (cacing pita) menjadikan korbannya tidak menghindar dan berada di dekat permukaan air, parasit hama kecil (pill bug) menjadikan korbannya senang berada di tempat terang dan terbuka, sehingga keduanya mudah dimangsa burung. Bagaimana caranya? Dengan menyerang otak, yaitu meningkatkan produksi serotonin, yg berkaitan dgn kegiatan reproduksi.
11. Cacing pita hidup dan bereproduksi dalam perut tikus, namun telurnya harus berada dalam tubuh kumbang. Agar kumbang memakannya, telur cacing pita dilengkapi dengan aroma yang menarik. Kemudian ketika berada dalam kumbang, telurnya berubah bentuk, dan menyusup ke sistem saraf untuk mempengaruhinya sehingga menjadi lebih berani, dan mudah dimakan tikus.

Parasit turut menentukan arah evolusi dengan meningkatkan kecenderungan untuk bereproduksi secara seksual. Menurut penulis, banyak makhluk hidup dapat berkembang biak sendiri, misalnya bakteri dan eukaryota dapat membelah diri sendiri, pohon aspen dapat membuat klon, siput bersifat hermaprodit, dan kadal juga dapat bereproduksi dengan parthenogenesis. Dibandingkan dengan cara-cara tersebut maka berbiak dengan kawin lebih lamban dan mahal. Jadi kenapa?
Terdapat dua teori mengenai hal di atas. Hipotesa Lottery menyatakan bahwa seks membantu kehidupan dalam lingkungan yang tidak stabil. Hipotesa Tangled Bank menyatakan bahwa seks menghasilkan keturunan yang siap untuk dunia yang rumit/ kompleks.
Berdasarkan penelitian terhadap siput di danau dan sungai kecil di Selandia Baru, siput yang hidup di danau lebih banyak yang berkelamin jantan, artinya bereproduksi dengan kawin. Hal ini karena di danau yang airnya relatif tenang dan dangkal, lebih banyak telur parasit yang dikeluarkan dari bebek, dengan demikian siput memilih berkembang biak secara kawin, agar tidak mudah diserang parasit. Penelitian di Nigeria terhadap spesies siput lain menunjukkan bahwa siput menghasilkan banyak siput jantan pada bulan Desember, karena pada bulan Maret dan Juni (saat siput dewasa) adalah masa dimana parasit sangat banyak.
Reproduksi secara seksual memungkinkan DNA dikocok dan dimix, sehingga keturunannya tidak begitu mudah dikenali oleh parasit. Namun demikian setelah beberapa waktu parasit akan mengenalinya, sehingga host harus kembali membuat susunan baru lagi, demikian seterusnya. Penulis menyebutkan hal ini seperti Red Queen dalam Alice in the Wonderland: makhluk hidup terus melakukan perubahan untuk melawan serangan parasit namun sebenarnya seperti jalan di tempat, karena parasit juga selalu mengikuti perubahan tersebut.
Preferensi untuk melakukan reproduksi secara kawin juga dilakukan oleh parasit jika menghadapi serangan dari tuan rumah yang ditumpanginya. Berdasarkan penelitian terhadap parasit tikus yaitu nematode Strongyloides ratti, ketika tikus ditingkatkan sistem kekebalan tubuhnya, parasit memproduksi banyak keturunan berkelamin jantan, sebaliknya pada saat sistem kekebalan tikus diturunkan, parasit cenderung bereproduksi secara aseksual.

Reproduksi dengan perkawinan menimbulkan persoalan baru, yaitu bagaimana memilih pasangan yang tidak memiliki parasit?
Hal ini memunculkan seleksi seksual. Jantan yang minim parasit dari berbagai jenis binatang memberi tanda antara lain dengan memamerkan bulu yang indah (burung), ekor yang panjang (cendrawasih), dan taji yang panjang (ayam pegar), bahkan kemampuan membuat punjung yang lebih baik dan besar (ikan). Berdasarkan penelitian, produksi bulu memerlukan testoteron, yang mengurangi kemampuan memerangi parasit, dan ayam yang memiliki taji panjang memiliki kombinasi gen yang memungkinkan keturunannya lebih mampu bertahan hidup. Namun tidak semua pameran visual menandakan kemampun memerangi parasit, karena kucing betina misalnya, menandai jantan yang sakit dari aroma urinenya. Sedangkan ratu lebah yang kawin dengan sepuluh atau lebih jantan dapat menghasilkan keturunan yang lebih kuat melawan parasit, dengan koloni serta individu yang lebih sedikit memiliki parasit.

Masalah lainnya, seberapa jauh keganasan parasit? Apakah parasit lebih ganas jika berada pada tuan rumah yang sudah umum, atau sebaliknya?
Berdasarkan penelitian, terdapat konvergensi keganasan parasit. Sebagai contoh, terdapat simbiosis antara lebah dengan pohon ara. Lebah membawa pollen bunga ara dari satu pohon ke pohon lain sehingga terjadi pembuahan, sebaliknya bunga dan buah ara memberi tempat dan makanan bagi telur lebah hingga masa kawinnya. Namun pohon ara memiliki parasit berupa nematode. Ketika lebah pindah ke pohon baru untuk bertelur, nematode sudah masuk ke dalam tubuh lebah dan memakan isi perutnya. Pada saat lebah bertelur, nematode membunuhnya; dari dalam tubuh lebah muncul setengah lusin nematode. Namun nematode dapat lebih ganas jika dalam satu pohon ara terdapat lebih dari satu lebah, karena berarti ia memiliki pilihan lebah lain untuk ditumpangi keturunannya kelak, sehingga mungkin ia tidak harus menunggu lebah untuk berteur lebih dulu untuk membunuhnya.
Hal di atas menerangkan mengapa penyebaran virus HIV misalnya, dapat lebih cepat dan ganas jika virus mudah berpindah dari satu host ke host lain.
Sifat di atas terdapat pada berbagai jenis parasit dan makhluk hidup yang ditumpangi/ tuan rumah (host), baik pada tanaman, binatang atau manusia, sehingga keganasan parasit merupakan konvergensi.

Selain hal di atas, parasit dapat menentukan perilaku, antara lain monyet cenderung menahan diri untuk berkelahi hingga luka, sehingga mereka hanya saling menggeram, karena adanya luka dapat mengundang parasit. Demikian pula mereka dapat mengubah pola makan jika mengetahui terserang parasit tertentu, misalnya dengan memakan dedaunan yang biasanya tidak pernah dikonsumsi, atau mengurangi jumlah makanan. Sementara itu ikan melakukan pertahanan dengan cara bepergian secara berombongan, dan caribou melakukan migrasi yang cukup jauh untuk menghindar dari parasit, sedangkan siput yang sedang diserang parasit mempercepat saat reproduksi dan kadal membuat keturunannya berbentuk lebih besar.

Pengetahuan mengena parasit, selain untuk mencari pengobatan penyakit-penyakit seperti malaria, kaki gajah, sleeping sickness dll, yang mengambil korban ratusan juta jiwa setiap tahunnya, juga bermanfaat untuk mengendalikan hama. Kejadian di Afrika, penemuan parasit hama tanaman cassava, berhasil menyelamatkan 200 juta penduduk Afrika : Nigeria, Senegal, Mozambique dari kelaparan, dengan menjadikan parasit sebagai pemusnah hama secara alami.

Apa yang bisa kita pelajari dari parasit? Parasit selalu menjaga agar hostnya tidak mati, karena jika hostnya mati, ia juga akan mati. Manusia dapat diibaratkan sebagai parasit di bumi, karena manusia hidup dengan mengambil sumber-sumbernya. Maka pelajaran yang bisa diperoleh adalah: apabila kita ingin tetap eksis, hendaknya tetap menjaga kelestarian bumi.

Buku ini ditulis dengan ringan dan lancar, sehingga menyenangkan untuk dibaca. Setiap halaman seperti membawa kejutan akan dunia parasit yang kejam dan tak terduga, membuat kita berpikir kembali akan alam tempat kita hidup.

Carl Zimmer adalah jurnalis yang memperoleh penghargaan a.l. Everett Clark Award untuk jurnalisme sains serta penulis buku antara lain At the Water’s Edge, Soul Made Flesh, dan Evolution: A Triumph.

Sunday, March 16, 2008

INFIDEL



Judul : Infidel
Pengarang : Ayaan Hirsi Ali
Penerbit : Free Press, NY
Tahun : 2007
Tebal : 350 hal

Ayaan adalah mantan anggota Parlemen Belanda yang berasal dari Somalia. Namanya mungkin asing bagi masyarakat Indonesia, namun bagi pembela kebebasan berpikir dan berpendapat, kini ia adalah salah satu tokoh yang dikagumi karena keberaniannya melakukan kritik terhadap kaum fundamentalis Islam dan penyadaran akan hak-hak perempuan dalam masyarakat Muslim. Kini, keberaniannya harus dibayar dengan hidup dalam pengawalan ketat sepanjang waktu yang memakan biaya mahal.

Buku ini menceritakan riwayat hidup Ayaan sejak kecil. Sewaktu kecil, Ayaan berpindah-pindah tinggal di Somalia, Arab Saudi, Kenya dan Ethiopia, karena ayahnya adalah salah seorang pejuang yang berusaha membebaskan Somalia dari kekuasaan Presiden Siad Barre ketika itu, sehingga selama 10 tahun Ayaan dibesarkan di Kenya. Kemudian pada umur 22 tahun (tahun 1992), ketika akan dinikahkan dengan pria Somalia yang tinggal di Kanada, dan sedang berada di Jerman menunggu keberangkatan selanjutnya, ia melarikan diri ke kamp pengungsi di Belanda dan membuat cerita agar bisa mendapatkan status pengungsi, karena jika alasannya hanya karena dipaksa menikah, ia tidak dapat menjadi pengungsi. Setelah mendapat status pengungsi, Ayaan mempelajari bahasa Belanda, memasuki vocational college, dan akhirnya mengambil Master ilmu politik di Universitas Leiden. Ia beruntung menguasai bahasa Inggris dengan baik, sehingga bisa membiayai kuliahnya dari profesinya menjadi penerjemah lepas bagi para pengungsi dari Somalia yang cukup banyak terdapat di Belanda.

Pengalaman hidupnya di tiga negara Islam dan perjuangannya untuk mendapatkan kebebasan di negara Barat diceritakan cukup rinci, sehingga pembaca dapat mengetahui bagaimana kondisi negara-negara Islam yang pernah ditinggali Ayaan: status perempuan yang sangat rendah, infrastruktur yang buruk dan kota yang kotor serta berantakan, maraknya korupsi dan kemunafikan.
Penulis mengungkapkan bagaimana klan merupakan akar dari perseteruan dan peperangan yang terus menerus mendera Afrika, dan bahwa perempuan yang tidak memiliki suami atau keluarga/klan yang melindunginya berarti terbuka untuk diperlakukan apa saja termasuk diculik dan diperkosa beramai-ramai dan setelah itu dihinakan serta dianggap pantas untuk mati. Perempuan tidak memiliki hak apapun. Dengan mengutip ayat-ayat Qur’an, kaum lelaki di negara-negara tersebut merasa berhak memukuli istrinya setiap hari, mengganggu perempuan yang keluar rumah sendirian, dan melakukan penyunatan total yang membahayakan nyawa serta memaksa anak gadisnya menikah dengan siapa saja yang mereka kehendaki. Perlawanan akan mengakibatkan hilangnya perlindungan dari klan, dan nasib perempuan tanpa klan sangatlah rentan. Mungkin karena itu sejak masih tinggal di Ethiopia – bukan negara Islam – Ayaan telah mempersiapkan diri untuk mandiri dengan mengambil kursus agar dapat bekerja. Sifatnya yang bertanggung jawab dan ingin menjadi perempuan mandiri membuatnya ketika di Belanda tekun belajar dan bekerja serta menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sebagian besar pengungsi dari negara-negara Muslim Afrika tidaklah demikian, yang membuat mereka tetap tertinggal dan menjadi masalah bagi negara-negara Eropa. Ayaan menjelaskan mengapa:
1. Mereka merasa superior dan menganggap rendah negara serta penduduk tempat mereka tinggal karena bukan negara Muslim, yang mereka sebut kafir, sehingga mereka tidak mau berbaur atau mencoba memahami kebudayaan negara tersebut. Ibu Ayaan juga demikian, merasa tersiksa dan rendah ketika harus tinggal di Ethiopia.
2. Oleh karena merasa superior, mereka tidak mau belajar dan bekerja dengan tekun di tempat yang baru namun bersikeras mempertahankan adat di tempat lama seperti: penyunatan perempuan, pemaksaan perkawinan, pembunuhan atas nama kehormatan, dan pemukulan terhadap istri.
3. Meluasnya gerakan Muslim Brotherhood yang menyerukan pemurnian Islam seperti 14 abad yang lalu di seluruh dunia turut mempengaruhi peningkatan konservatisme dan kebencian terhadap pihak yang tidak sefaham. Secara kasat mata, hal ini tampak dari makin banyaknya perempuan berjilbab di banyak negara yang semula relatif sekuler, seperti Kenya, Lebanon dan Turki.

Studi yang dilakukannya di Universitas Leiden untuk menjawab pertanyaan, mengapa semua negara Islam hancur (dilanda perang atau miskin/korup) membawanya mempelajari sejarah pemikiran dan perkembangan budaya Barat sampai pada tingkatnya saat ini yang maju dan sekuler. Meskipun mula-mula ia merasa berdosa mempelajari ide-ide baru tersebut, yang berdasarkan pendidikan agama yang diterimanya selama ini dapat dianggap merupakan pelajaran setan, namun akhirnya ia merasa yakin bahwa rasionalitas, sains, adalah yang terbaik dan agama Islam (di negara Muslim Arab dan Afrika) adalah sumber keterbelakangan. Keyakinan ini diperkuat ketika terjadi serangan 11 September, Ayaan menemukan bahwa ayat-ayat yang dikutip Osama bin Laden untuk membenarkan serangan tersebut semuanya terdapat di Qur’an dan Hadits. Ini menyadarkannya: kitab yang selama ini ia anggap suci dan baik itu ternyata hanya meminta satu hal: penyerahan total (submission), dan tidak menyediakan tempat untuk toleransi bagi agama lain.

Oleh karena itu, menurutnya, negara-negara Eropa seharusnya memaksa pendatang untuk berbaur dan mempelajari sejarah serta budaya Eropa, dan tidak membiarkan pendatang menerapkan adat lama atau membantu sekolah khusus yang mengajarkan kefanatikan agama serta perendahan perempuan. Bukan karena tidak menghargai budaya lain, tetapi karena budaya tersebut, yang berdasarkan Islam, bersifat terbelakang: menindas perempuan, membodohkan dan melanggengkan kebencian pada pihak yang berlainan agama atau budaya. Untuk memperjuangkan hal ini maka Ayaan menjadi anggota parlemen Belanda, menjadi pembicara pada banyak acara, dan dengan sutradara Theo van Gogh membuat film yang mengkritik sikap Islam terhadap perempuan, Submission.

Suatu hari di bulan November 2004, Theo ditemukan terbunuh di pagi hari dengan beberapa tembakan sebelum digorok lehernya oleh seorang fundamentalis Muslim. Tidak hanya itu, pembunuh meninggalkan sebilah pisau tertancap di dada korban dengan kertas berisi pesan ancaman terhadap nyawa Ayaan. Kejadian ini mengguncangkan Belanda. Dan sejak itu mulailah penjagaan ketat atas dirinya hingga kini.

Benarkah Islam sumber penindasan terhadap perempuan? Jika diteliti, maka penyunatan perempuan adalah budaya Afrika, sedangkan cadar dan pakaian tertutup adalah budaya Arab, dan pembunuhan karena kehormatan mungkin budaya Arab dan Afrika, sehingga ketiga hal di atas tidak kita temukan di Indonesia. Namun dalam budaya yang sangat bersifat patriarkis seperti di atas, Islam dapat dijadikan pembenaran untuk semakin menindas perempuan, karena dalam Qur’an (dan hadits) sendiri terdapat ayat-ayat yang cukup merendahkan, misalnya tentang dibolehkannya pemukulan terhadap istri, poligami, dst.

Kebebasan berpendapat, khususnya kritik terhadap Islam masih merupakan hal yang sulit dilakukan dimanapun, termasuk di Indonesia, yang konon katanya termasuk moderat. Ayaan mungkin tidak tahu bahwa di Indonesia dan Malaysia keadaan perempuan jauh lebih baik, sehingga seseorang tidak perlu melakukan kritik keras terhadap agama untuk memperjuangkan hak dasar perempuan, bahkan perempuan sendiri mengurangi kebebasannya secara sukarela demi agama, misalnya mengenakan busana muslim.
Namun satu hal tetap sama: agama tetap dianggap sesuatu yang sakral dan tabu untuk dikritik, kritik akan mengundang kemarahan massa yang mengerikan. Sebagai akibatnya, kini kita terus menerus membiarkan kaum garis keras mengumpulkan pengikut, menyerang pihak lain, dan mengakomodasi keinginan mereka untuk sedikit demi sedikit memasukkan hukum agama ke dalam hukum nasional, serta takut menyebarkan pendapat atau pemikiran yang tidak sesuai dengan faham mereka. Benarkah keadaan ini? Tentu saja tidak. Karena meskipun keadaan disini jauh berbeda dengan Arab atau Afrika, penyebaran gerakan pemurnian agama dapat membawa pula kebudayaan negara asal agama tersebut jika kita tidak mencermatinya, sehingga setelah pengaturan terhadap pakaian dan penampilan perempuan, akan menyusul hal-hal lain yang dapat merugikan budaya kita sendiri.

Ayaan adalah seorang perempuan Muslim yang mengesankan; penuh tanggung jawab, pekerja keras, berani berpikir, dan berani membebaskan dirinya dari belenggu agama untuk memperjuangkan kebaikan yang lebih besar bagi dunia ini, khususnya bagi para perempuan Muslim yang tertindas agama beserta kebodohan dan budaya yang melingkupinya. Jika kritiknya tampak terlalu keras, itu adalah karena pengalamannya juga demikian keras. Namun ia memberi kita pengetahuan yang berharga: bahwa di tempat lain, ada banyak perempuan yang sangat menderita, yang selama ini kita biarkan dan tidak berani kita kritik, karena mereka Muslim. Ia juga mengingatkan kita bahwa Islam belum pernah mengalami reformasi (sebagaimana agama Kristen), karena itu sangat berbahaya.
Dan Ayaan memberikan kebebasannya (dari ancaman/perlindungan ketat) agar dunia menyadari hal tersebut.

RELIGION EXPLAINED - The Evolutionary Origins



Judul : Religion Explained – The Evolutionary Origins of Religious Thought
Pengarang : Pascal Boyer
Penerbit : Basic Books, NY
Tahun : 2001
Tebal : 330 hal

Berdasarkan penelitian antropologi, setiap kebudayaan memiliki agama atau yang dapat disamakan dengan itu. Namun, mengapa manusia pada umumnya beragama? Adakah jawaban tunggal untuk pertanyaan tersebut?

Banyak jawaban telah diberikan untuk menjawab pertanyaan di atas, yang populer antara lain ialah karena rasa takut, untuk mendapatkan perlindungan, arti atau tujuan hidup dan lain-lain. Namun menurut penulis, tidak ada satu jawaban tunggal untuk itu. Mengapa agama muncul dan mudah diserap manusia hanya dapat diketahui jika kita memahami cara bekerja pikiran, yang dibentuk oleh jutaan tahun evolusi, yang mempengaruhi bagaimana otak bekerja.

Menurut Boyer, antropologi dan psikologi menunjukkan mengapa kepercayaan adalah sesuatu yang naif. Beberapa konsep berkaitan dengan system inferens di otak yang membuat mengingat kembali dan komunikasi sangat mudah, memiliki hubungan dengan pikiran atau jiwa sosial kita, ditampilkan dengan cara yang menyenangkan, dan mengarahkan perilaku. Agama memiliki semua sifat di atas sehingga sangat sukses, karena mengkombinasikan fitur-fitur yang relevan untuk bermacam sistem mental. Jadi, untuk memahami agama kita harus terlebih dulu mengetahui mengenai konsep agama.
Konsep kultural adalah obyek seleksi konstan dalam pikiran, mengalami akuisisi dan komunikasi. Agama atau konsep yang kita temui berkembang berkembang/ menyebar pada banyak kebudayaan berbeda pada waktu berbeda mungkin memiliki sejumlah keuntungan transmisi, relatif terhadap beberapa disposisi mental yang berbeda.

Pikiran tidak pernah menelan informasi secara mentah, tapi selalu melakukan sesuatu terhadap info yang diterima karena pikiran bukanlah kontainer kosong, tapi punya disposisi tertentu, bisa belajar dari sedikit informasi. Sebagai contoh, seorang anak yang mengetahui bahwa seekor ayam bertelur dapat mengambil kesimpulan bahwa semua ayam juga bertelur, meskipun hal terakhir tidak diinformasikan kepadanya. Dalam hal ini ia telah membuat inferens berdasarkan sedikit informasi (dari fakta mengenai satu ayam). Disini anak menciptakan konsep ayam menggunakan template binatang.
Informasi di atas kita peroleh dengan cara berbeda-beda, dari situasi dan pernyataan yang dibuat orang lain dengan cara yang berbeda. Kita sampai pada inferens yang sama karena template binatang adalah sama pada setiap anak, saya dan orang lain, juga meski info yang diterima berbeda.

Demikian pula dalam hal agama, ada template untuk konsep agama. Agama adalah kultural, yaitu orang mendapatkannya dari orang lain, seperti halnya referensi akan makanan, selera musik, pakaian dll. Karena itu, variasinya juga tidak banyak.

Untuk menjelaskan seperti apa konsep supernatural, penulis menerangkan mengenai cara kita mempelajari konsep baru. Penulis memberi contoh, misalnya ada informasi bahwa zygoon adalah pemakan hyena. Berdasarkan informasi ini maka otak menggolongkannya dalam ontological entry : binatang. Dengan memasukkannya dalam ontological binatang, maka diketahui fitur yang dimiliki, antara lain: tumbuh dan berkembang, berbentuk tertentu, memerlukan makanan.untuk bertahan hidup, bereproduksi menurut spesies. Berdasarkan hal ini maka dalam otak disimpan informasi baru bahwa zygoon tumbuh dan berkembang, memerlukan makanan, bereproduksi, dan memakan hyena. Kesimpulan mengenai zygoon dari membaca template binatang disebut default inferens. Sedangkan ekspektasi ialah sifat-sifat yang kita harapkan muncul dari kata zygoon inferens di atas. Kategori ontologikal bisa berupa binatang, alat, orang, dan seterusnya.
Berdasarkan hal di atas, maka agama adalah kategori ontologis ditambah tag/sifat khusus. Sifat khusus agama adalah counterintuitive (berlawanan dengan intuisi). Konsep agama mempertahankan default inferens yang relevan kecuali yang secara eksplisit dihalangi oleh elemen counterintuitive. Sebagai contoh: konsep hantu adalah orang yang memiliki sifat fisik yang counterintuitive, yaitu jika fisik manusia tak dapat menembus tembok, maka hantu dapat. Namun konsep intuitif (sifat2 yang dimiliki) tentang orang dipertahankan dengan ketat: yaitu bisa melihat, mendengar, mengingat dan berpikir atau merasa.
Proses ini mengombinasikan penyimpangan terbatas dengan default reasoning. Dengan demikian meskipun hanya sedikit informasi diberikan mengenai hantu, setiap orang dapat memiliki gambaran/representasi terinci tentang hal tersebut.
Selanjutnya berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis terhadap para mahasiswa di Eropa dan AS, pendeta di Tibet dan suku Fang di Gabon, maka pada umumnya konsep dengan rumus kategori ontologis + penyimpangan (violation), berupa: seseorang + penyimpangan dalam hal fisik, biologi, atau psikologi, lebih mudah diingat daripada yang menunjukkan hubungan bersifat biasa atau sekedar aneh. Ini menjelaskan mengapa konsep agama mudah diingat dan disebarluaskan.

Pertanyaan selanjutnya adalah, mengapa pikiran manusia mudah menerima rumus di atas? Untuk mengetahui hal ini maka perlu diketahui bagaimana cara bekerja otak manusia. Dalam hal ini maka pemahaman akan evolusi dan evolutionary psikologi diperlukan, karena pikiran manusia dibentuk oleh kedua hal tersebut.

Agama hampir selalu berkaitan dengan konsep Tuhan, dewa-dewa, roh, kematian, ritual, doktrin, ekslusion dan kekerasan. Mengapa?
Agama pada dasarnya adalah sesuatu yang praktis, yaitu bagaimana agen mempengaruhi hidup manusia dan apa yang harus dilakukan terhadap hal itu. Tuhan atau dewa selalu digambarkan seperti orang karena:
- Manusia memiliki kecenderungan anthropomorphic – konsekuensi dari cara kerja kognitif kita.
- Orang lebih kompleks dari benda atau makhluk lainnya
- Agen secara umum (manusia dan binatang) dapat merasakan sesuatu, memiliki kesadaran, tujuan, rencana, dan bereaksi terhadap kejadian sekeliling.

Mengapa Tuhan atau dewa selalu diasosiasikan sebagai agen seperti manusia berkaitan dengan alasan evolusioner. Sebagian besar masa evolusinya, manusia hidup sebagai pemburu yang selalu menghadapi bahaya dan permasalahan mengenai pemangsa dan mangsa. Dalam kondisi demikian, lebih menguntungkan jika manusia bersifat overdeteksi daripada sebaliknya. Misalnya ketika berburu di hutan, suara atau gerakan sekecil apapun dapat merupakan tanda akan adanya pemangsa. Oleh karena itu manusia selalu merasa kehadiran agen yang tak terlihat sebagai sesuatu yang berbahaya dan menakutkan.
Selain itu, untuk survival manusia harus berinteraksi dengan pihak lainnya. Agar interaksi berjalan baik, setiap individu harus bisa mendeteksi dan memperkirakan tindakan dan maksud pihak lain. Hal ini memerlukan informasi, namun tidak semua informasi berguna. Informasi yang diperlukan adalah yang berkaitan dengan sifat relasi dengan pihak lain tersebut. Hal ini disebut informasi strategis, namun orang tidak mungkin memiliki semua informasi strategis. Oleh karena Tuhan, dewa atau roh memiliki rumusan kategori ontologis + elemen counterintuitive, maka tidak seperti manusia biasa, mereka memiliki informasi strategis yang sempurna; dapat mengetahui isi hati, maksud dan tujuan orang lain, disebut full access strategic agents. Mengapa agen seperti ini mudah diterima, karena bagi manusia yang penting adalah kondisi interaksi sosial, yang akan lebih mudah jika kita memiliki semua informasi strategis, yang akan memudahkan pengambilan keputusan. Hal ini contoh dari proses mental yang didorong oleh relevansi.
Dalam banyak kebudayaan, nasib buruk seringkali ditafsirkan sebagai masalah sosial. Sebagai contoh, orang Kwaio menganggap datangnya penyakit adalah karena leluhur menginginkan pengorbanan. Hubungan antara leluhur (atau dewa) dianggap sebuah pertukaran: perlindungan leluhur/dewa dibayar dengan pengorbanan.
Mengapa Tuhan/dewa dan roh dapat menjelaskan nasib buruk? Pertama, orang seringkali menjelaskan nasib buruk tanpa menunjuk agen tertentu secara khusus, kedua, jika mereka menunjuk seseorang/agen, mereka tidak menjelaskan bagaimana agen tersebut melakukannya. Namun demikian, orang memiliki sistem inferens untuk hubungan sosial, yang mengarahkan intuisi mereka tentang pertukaran dan keadilan, sehingga setiap kejadian berkaitan nasib baik atau buruk adalah hasil dari apa yang dilakukan orang lain atau lingkungan sosial. Dengan demikian, jika terjadi sesuatu yang aneh maka akan ditafsirkan sebagai perbuatan seseorang. Oleh karena Tuhan/dewa/roh termasuk dalam interaksi sosial, maka mereka termasuk salah satu yang dapat menjadi salah satu agen yang menyebabkannya, apalagi mereka memiliki seluruh informasi strategis.

Semua agama selalu ada kaitannya dengan kematian. Mengapa? Dari sisi evolusi, kematian berhubungan dengan kalkulasi genetik, sehingga kematian anak terasa lebih menyedihkan daripada orang tua yang telah lanjut. Selain itu, dari sisi kehidupan pemburu, kematian secara umum merupakan sumber teror.
Sementara itu, ritual merupakan hal penting dalam beragama, karena ritual memberikan pengaruh yang mencolok dan penting dengan mengaktifkan system khusus dalam dasar mental.

Penjelasan Boyer mengenai fundamentalisme cukup menarik. Menurutnya, fundamentalisme bukan disebabkan oleh terlalu beragama atau sebab diluar agama, tetapi pada upaya mempertahankan kekuasaan. Penguasa agama tidak ingin melihat bahwa mereka yang tidak mempercayai atau berperilaku seperti penganut agamanya dapat hidup tenang tanpa membayar harga yang tinggi, karena hal itu dapat membuat pemeluk agamanya mengikuti jejak mereka. Oleh karena itu kemurnian ajaran dan hirarki dipertahankan dengan hukuman berat dan dipertontonkan ke semua orang. Tujuan sebenarnya adalah untuk memberi peringatan: bahwa penyimpangan akan mendapatkan hukuman keras, karena itu jangan sekali-kali melakukannya. Hal ini dapat dilihat dari berikut:
1. Fundamentalis umumnya sangat menyukai pengendalian perilaku publik, seperti cara berpakaian, keharusan mengunjungi tempat ibadah, dst.
2. Adanya kecenderungan untuk memamerkan hukuman seluas mungkin dan secara spektakuler, hal ini untuk memberi peringatan kepada calon penyimpang potensial (potential defector) akan beratnya hukuman yang harus dibayar untuk penyimpangan.
3. Kekerasan terutama ditujukan kepada kelompok sendiri, yaitu dari pemimpin terhadap anggota, anggota terhadap orang seagama yang tidak sejalan, dan laki-laki terhadap perempuan.

Jadi, mengapa orang memiliki agama? Tidak ada jawaban tunggal, karena agama merupakan efek samping dari otak yang kita miliki, hasil dari tangan-tangan tak terlihat.

Buku ini banyak memberikan hal-hal baru dan memberikan uraian cukup mendalam tentang mengapa agama selalu ada dan mudah diterima manusia. Kesimpulannya, faktor yang mempengaruhi seseorang untuk beragama sangat banyak dan saling berkaitan serta mendukung satu sama lain, sehingga mirip konspirasi. Hal tersebut selain berhubungan dengan sejarah evolusi manusia termasuk sistem saraf otak juga persepsi kognitif dan sifat hubungan sosial. Itu sebabnya seorang yang berpendidikan sangat baikpun dapat dengan mudah percaya dan memeluk suatu agama tertentu begitu saja.

Ditulis dengan rinci dan banyak contoh, sehingga harus dibaca dengan agak perlahan dan teliti, meskipun penulis juga membuatkan kesimpulan pada setiap babnya. Lebih baik jika pembaca telah mengenal sedikit mengenai evolusi dan evolutionary psikologi.
Hanya memang, pertanyaan mengapa ada sebagian orang bisa melepaskan diri dari agama belum bisa dijawab dengan memuaskan.