Monday, March 31, 2008

PARASITE REX



Judul : Parasite Rex – Inside the Bizarre World of Nature’s Most
Dangerous Creatures
Pengarang : Carl Zimmer
Penerbit : Touchstone, NY
Tahun : 2001
Tebal : 249 hal.

Buku ini sangat menarik dan menakjubkan; banyak hal-hal baru yang diungkapkan penulis tentang parasit yang selama ini tidak banyak kita ketahui.

Selama ini kita mengenal parasit sebagai makhluk hidup yang menumpang hidup pada makhluk hidup lainnya dengan mengambil sumber daya makhluk yang ditumpanginya (host) hingga kekurangan makanan, sakit bahkan mati, misalnya benalu pada tanaman atau cacing pita pada manusia dan binatang. Namun buku ini memberikan informasi bahwa keganasan parasit tidak saja persis seperti dalam film Alien, tetapi juga bahwa parasit memiliki peran cukup berarti dalam evolusi, antara lain mendorong perkembangbiakan dengan cara kawin, seleksi seksual, penjagaan keseimbangan ekosistem, hingga menentukan perilaku. Selain itu pengetahuan mengenai parasit hama dapat menolong ratusan juta penduduk di Afrika dari kelaparan karena kegagalan panen.

Beberapa perilaku parasit hasil penelitian para ilmuwan antara lain:
1. Toxoplasma, yang harus berpindah dari tikus ke kucing, mengubah kepribadian tikus yang dihinggapinya menjadi berani, sehingga lebih mudah bertemu dan dimangsa kucing. Pada manusia menjadikan korbannya kurang mengindahkan nilai-nilai.
2. Lancet fluke (sejenis cacing pita) di masa dewasa dan ketika bertelur harus berada dalam tubuh sapi, dan setelah menetas berada dalam tubuh siput, menjadi cercarie yang berambut, yang muncul ke permukaan siput. Untuk mengusir parasit, siput menutup cercarie dengan membentuk bola lumpur dan mengeluarkannya ke rerumputan, yang kemudian dimakan oleh semut. Sebagian lancet fluke masuk ke dalam perut dan sebagian ke otak untuk mempengaruhi saraf semut yang memakannya, sehingga semut yang terinfeksi parasit ini di sore hari menjadi penyendiri, kemudian merambat ke ujung batang rumput dan berdiam disana menunggu sapi memakan batang rumput tersebut. Namun jika sampai malam tidak ada sapi yang memakannya, lancet fluke membuatnya turun kembali agar semut tidak terbakar sinar matahari pagi dan siang. Esok sorenya usaha tersebut diulang kembali.
3. Spora jamur parasit melekat dan membuat sulur yang masuk ke dalam seluruh tubuh lalat rumah seperti akar dan menghisap nutrisi dari darah lalat, sehingga perut lalat berkembang ketika jamur tumbuh. Selama beberapa hari lalat hidup normal, namun suatu hari ia mencari daerah tinggi, entah di sebilah rumput atau atas pintu. Kemudian lalat mendarat, merendahkan kaki dan meninggikan perutnya serta mengepakkan sayapnya sebentar sebelum menutupnya. Pada saat itulah jamur menekan sulurnya keluar dari kaki dan perut lalat, di ujung sulur terdapat spora. Dengan posisi inilah lalat mati, posisi yang tepat bagi jamur untuk menebarkan sporanya ke lalat-lalat di bawah. Kematian lalat ini selalu sebelum matahari terbenam, karena malam hari adalah saat dimana udara cukup sejuk bagi spora untuk segera berkembang di tubuh lalat, dan saat dimana lalat sehat sedang terbang dan mengudara ke bawah. Jika spora matang di tengah malam, jamur akan menunggu keesokan harinya. Dengan demikian jamur menentukan cara dan waktu kematian lalat.
4. Jenis tawon yang bersifat parasit lainnya menjadikan ulat sebagai penjaga. Setelah larvanya memakan isi perut ulat dari dalam, saat menetas dan keluar dari tubuh ulat mereka membuat ulat lumpuh. Namun ulat kemudian pulih dan bahkan membuatkan perlindungan dan melindungi kokon dari gangguan. Baru setelah tawon keluar dari kokon, ulat berhenti bertugas untuk kemudian mati.
5. Parasit udang, yang memerlukan bebek sebagai tujuan berikutnya, menjadikan udang senang berenang di permukaan air, sehingga mudah dimangsa bebek.
6. Sacculina, parasit kepiting, masuk ke bagian bawah kepiting dan meletakkan larvanya disana serta menyerap makanannya. Namun kepiting seperti tidak mengetahui hal ini, ia merawat dan memberi makan larva Sacculina seperti anaknya sendiri, tidak mencari pasangan, dan terus menerus makan. Bahkan kepiting jantan menjadi berperilaku seperti kepiting betina.
7. Parasit tawon yang meletakkan telurnya di hornworm (ulat) tembakau mengubah cara makan dan mencerna ulat. Jika biasanya daun diubah menjadi lemak, setelah ada parasit diubah menjadi gula, sumber energi yang digunakan parasit untuk pertumbuhan yang cepat. Selain itu, parasit juga menutup organ reproduksinya.
8. Bunga juga dapat disinggahi parasit. Jamur Puccinia monoica yang menjadi parasit tanaman mustard memerlukan tawon untuk bereproduksi, karena harus dibuahi dengan Puccinia yang terdapat di tanaman mustard lain. Oleh karena itu ia membuat daun tanaman tersebut menjadi seperti bunga dan memproduksi zat manis kental yang disukai tawon, serta menghentikan munculnya bunga asli tanaman itu sendiri.
9. Plasmodium penyebab malaria
10. Parasit ikan stickleback (cacing pita) menjadikan korbannya tidak menghindar dan berada di dekat permukaan air, parasit hama kecil (pill bug) menjadikan korbannya senang berada di tempat terang dan terbuka, sehingga keduanya mudah dimangsa burung. Bagaimana caranya? Dengan menyerang otak, yaitu meningkatkan produksi serotonin, yg berkaitan dgn kegiatan reproduksi.
11. Cacing pita hidup dan bereproduksi dalam perut tikus, namun telurnya harus berada dalam tubuh kumbang. Agar kumbang memakannya, telur cacing pita dilengkapi dengan aroma yang menarik. Kemudian ketika berada dalam kumbang, telurnya berubah bentuk, dan menyusup ke sistem saraf untuk mempengaruhinya sehingga menjadi lebih berani, dan mudah dimakan tikus.

Parasit turut menentukan arah evolusi dengan meningkatkan kecenderungan untuk bereproduksi secara seksual. Menurut penulis, banyak makhluk hidup dapat berkembang biak sendiri, misalnya bakteri dan eukaryota dapat membelah diri sendiri, pohon aspen dapat membuat klon, siput bersifat hermaprodit, dan kadal juga dapat bereproduksi dengan parthenogenesis. Dibandingkan dengan cara-cara tersebut maka berbiak dengan kawin lebih lamban dan mahal. Jadi kenapa?
Terdapat dua teori mengenai hal di atas. Hipotesa Lottery menyatakan bahwa seks membantu kehidupan dalam lingkungan yang tidak stabil. Hipotesa Tangled Bank menyatakan bahwa seks menghasilkan keturunan yang siap untuk dunia yang rumit/ kompleks.
Berdasarkan penelitian terhadap siput di danau dan sungai kecil di Selandia Baru, siput yang hidup di danau lebih banyak yang berkelamin jantan, artinya bereproduksi dengan kawin. Hal ini karena di danau yang airnya relatif tenang dan dangkal, lebih banyak telur parasit yang dikeluarkan dari bebek, dengan demikian siput memilih berkembang biak secara kawin, agar tidak mudah diserang parasit. Penelitian di Nigeria terhadap spesies siput lain menunjukkan bahwa siput menghasilkan banyak siput jantan pada bulan Desember, karena pada bulan Maret dan Juni (saat siput dewasa) adalah masa dimana parasit sangat banyak.
Reproduksi secara seksual memungkinkan DNA dikocok dan dimix, sehingga keturunannya tidak begitu mudah dikenali oleh parasit. Namun demikian setelah beberapa waktu parasit akan mengenalinya, sehingga host harus kembali membuat susunan baru lagi, demikian seterusnya. Penulis menyebutkan hal ini seperti Red Queen dalam Alice in the Wonderland: makhluk hidup terus melakukan perubahan untuk melawan serangan parasit namun sebenarnya seperti jalan di tempat, karena parasit juga selalu mengikuti perubahan tersebut.
Preferensi untuk melakukan reproduksi secara kawin juga dilakukan oleh parasit jika menghadapi serangan dari tuan rumah yang ditumpanginya. Berdasarkan penelitian terhadap parasit tikus yaitu nematode Strongyloides ratti, ketika tikus ditingkatkan sistem kekebalan tubuhnya, parasit memproduksi banyak keturunan berkelamin jantan, sebaliknya pada saat sistem kekebalan tikus diturunkan, parasit cenderung bereproduksi secara aseksual.

Reproduksi dengan perkawinan menimbulkan persoalan baru, yaitu bagaimana memilih pasangan yang tidak memiliki parasit?
Hal ini memunculkan seleksi seksual. Jantan yang minim parasit dari berbagai jenis binatang memberi tanda antara lain dengan memamerkan bulu yang indah (burung), ekor yang panjang (cendrawasih), dan taji yang panjang (ayam pegar), bahkan kemampuan membuat punjung yang lebih baik dan besar (ikan). Berdasarkan penelitian, produksi bulu memerlukan testoteron, yang mengurangi kemampuan memerangi parasit, dan ayam yang memiliki taji panjang memiliki kombinasi gen yang memungkinkan keturunannya lebih mampu bertahan hidup. Namun tidak semua pameran visual menandakan kemampun memerangi parasit, karena kucing betina misalnya, menandai jantan yang sakit dari aroma urinenya. Sedangkan ratu lebah yang kawin dengan sepuluh atau lebih jantan dapat menghasilkan keturunan yang lebih kuat melawan parasit, dengan koloni serta individu yang lebih sedikit memiliki parasit.

Masalah lainnya, seberapa jauh keganasan parasit? Apakah parasit lebih ganas jika berada pada tuan rumah yang sudah umum, atau sebaliknya?
Berdasarkan penelitian, terdapat konvergensi keganasan parasit. Sebagai contoh, terdapat simbiosis antara lebah dengan pohon ara. Lebah membawa pollen bunga ara dari satu pohon ke pohon lain sehingga terjadi pembuahan, sebaliknya bunga dan buah ara memberi tempat dan makanan bagi telur lebah hingga masa kawinnya. Namun pohon ara memiliki parasit berupa nematode. Ketika lebah pindah ke pohon baru untuk bertelur, nematode sudah masuk ke dalam tubuh lebah dan memakan isi perutnya. Pada saat lebah bertelur, nematode membunuhnya; dari dalam tubuh lebah muncul setengah lusin nematode. Namun nematode dapat lebih ganas jika dalam satu pohon ara terdapat lebih dari satu lebah, karena berarti ia memiliki pilihan lebah lain untuk ditumpangi keturunannya kelak, sehingga mungkin ia tidak harus menunggu lebah untuk berteur lebih dulu untuk membunuhnya.
Hal di atas menerangkan mengapa penyebaran virus HIV misalnya, dapat lebih cepat dan ganas jika virus mudah berpindah dari satu host ke host lain.
Sifat di atas terdapat pada berbagai jenis parasit dan makhluk hidup yang ditumpangi/ tuan rumah (host), baik pada tanaman, binatang atau manusia, sehingga keganasan parasit merupakan konvergensi.

Selain hal di atas, parasit dapat menentukan perilaku, antara lain monyet cenderung menahan diri untuk berkelahi hingga luka, sehingga mereka hanya saling menggeram, karena adanya luka dapat mengundang parasit. Demikian pula mereka dapat mengubah pola makan jika mengetahui terserang parasit tertentu, misalnya dengan memakan dedaunan yang biasanya tidak pernah dikonsumsi, atau mengurangi jumlah makanan. Sementara itu ikan melakukan pertahanan dengan cara bepergian secara berombongan, dan caribou melakukan migrasi yang cukup jauh untuk menghindar dari parasit, sedangkan siput yang sedang diserang parasit mempercepat saat reproduksi dan kadal membuat keturunannya berbentuk lebih besar.

Pengetahuan mengena parasit, selain untuk mencari pengobatan penyakit-penyakit seperti malaria, kaki gajah, sleeping sickness dll, yang mengambil korban ratusan juta jiwa setiap tahunnya, juga bermanfaat untuk mengendalikan hama. Kejadian di Afrika, penemuan parasit hama tanaman cassava, berhasil menyelamatkan 200 juta penduduk Afrika : Nigeria, Senegal, Mozambique dari kelaparan, dengan menjadikan parasit sebagai pemusnah hama secara alami.

Apa yang bisa kita pelajari dari parasit? Parasit selalu menjaga agar hostnya tidak mati, karena jika hostnya mati, ia juga akan mati. Manusia dapat diibaratkan sebagai parasit di bumi, karena manusia hidup dengan mengambil sumber-sumbernya. Maka pelajaran yang bisa diperoleh adalah: apabila kita ingin tetap eksis, hendaknya tetap menjaga kelestarian bumi.

Buku ini ditulis dengan ringan dan lancar, sehingga menyenangkan untuk dibaca. Setiap halaman seperti membawa kejutan akan dunia parasit yang kejam dan tak terduga, membuat kita berpikir kembali akan alam tempat kita hidup.

Carl Zimmer adalah jurnalis yang memperoleh penghargaan a.l. Everett Clark Award untuk jurnalisme sains serta penulis buku antara lain At the Water’s Edge, Soul Made Flesh, dan Evolution: A Triumph.

No comments: