Thursday, September 21, 2006

THE HISTORY OF JAVA



Penulis : Thomas S. Raffles
Jml hal. : 767 halaman (2 jilid)
Penerbit : Oxford University Press
Tahun : 1988

Bagaimana keadaan Indonesia, khususnya Jawa, pada awal abad 19 ? Berapa jumlah penduduknya, bagaimana keadaan sehari-harinya ? Raffles, yang menjadi gubernur jenderal di Indonesia selama pendudukan Inggris tahun 1811 - 1816, berusaha membuat sebuah buku tentang sejarah Jawa, yang selain berisi deskripsi tentang alam,kebudayaan dan masyarakat juga bermaksud menunjukkan bahwa pemerintah kolonial Inggris jauh lebih baik dari pada Belanda. Untuk mewujudkan hal tersebut, ia bekerja sama dan mendapat bantuan dari para pangeran dan bangsawan Jawa serta mengumpulkan sumber antara lain dari babad-babad Jawa.
Buku ini dibagi dalam 8 bab, yang membahas mengenai geografi, asal-usul penduduk, pertanian, industri,perdagangan, karakter penduduk, kebudayaan, dan bahasa. Dalam jilid 2 bahkan terdapat apendix yang berisi kamus Jawa-Inggris dan uraian singkat mengenai Sulawesi dan Maluku.
Bab pertama menguraikan keadaan alam pulau Jawa, antara lain tentang sungai, gunung, hutan dan lmengelilinginy serta tidak adanya danau yang cukup besar.
Bab kedua menguraikan tentang penduduk. Jumlah penduduk pulau Jawa pada tahun 1815 adalah sekitar 4,5 juta orang, sedangkan penduduk Jakarta dan sekitarnya berjumlah 332 ribu. Penyebaran penduduk tidak merata, karena sering terjadi perpindahan penduduk ke bagian lain pulau apabila di suatu tempat kebijakan pemerintah kolonial Belanda menekan penduduk asli. Misalnya pada masa pemerintahan Daendels, hampir semua penduduk di daerah Demak pindah ke Surakarta atau Yogya. Meskipun demikian, secara total jumlah penduduk meningkat cukup tinggi. Menurut Raffles hal yang mendorong tingginya pertumbuhan penduduk adalah :
1. Tanah yang subur dan kehidupan pertanian yang baik
2. Persyaratan untuk menikah sedikit dan sangat mudah, karena untuk mempertahankan kehidupan subsisten (pemenuhan kebutuhan dasar) dapat dilakukan dengan mudah disebabkan kebutuhan yang sangat sederhana dan anak-anak menjadi beban orang tua dalam waktu sangat pendek, karena segera dapat membantu di sawah atau ladang. Hal lain yang mendukung adalah kematangan yang dini, adat dan iklim yang ramah.
3. Biaya membesarkan anak sangat murah karena tidak ada biaya untuk pendidikan atau jika ada sangat sedikit, sedangkan pakaian atau rumah sangat sederhana, disebabkan umumnya anak-anak umur 1,5 tahun s.d 7 tahun tidak mengenakan pakaian.
4. Perempuan umumnya menikah muda (13-14 tahun) dan melahirkan sejak menikah sampai dengan setengah baya, sedangkan laki-laki menikah sebelum usia 20 tahun.
5. Karakter penduduk yang tenang sehingga jarang terjadi pertumpahan darah.
6. Praktek poligami pada kalangan atas.
7. Imigrasi orang-orang Cina.
Mengenai butir nomor 2 di atas ia menulis, “The impulse of nature is seldom checked by the experience of present deficiencies or the fear of future poverty” (hal.70). Menarik apabila kita amati bahwa 200 tahun kemudian atau saat ini pendapat tersebut masih bisa berlaku pada sebagian besar penduduk Indonesia. Tidak ada rasa takut akan kemiskinan di masa depan, karena itu meskipun sangat miskin sampai saat ini orang Indonesia (tidak hanya Jawa) tidak pernah takut menikah di usia muda dan segera mempunyai banyak anak. Apabila kita amati, sebagian besar penduduk ketika memutuskan untuk memiliki anak juga tidak pernah memikirkan sebelumnya bagaimana akan membiayai pendidikan anaknya dan tidak merasa bersalah jika tidak mampu memberi pendidikan yang layak.
Bab 3 menguraikan tentang pentingnya bidang pertanian di Jawa. Tanah pertanian di Jawa hanya meliputi 1/8 dari luas pulau, namun bidang pertanian merupakan kegiatan 90% penduduk dan beras yang dihasilkan dapat diekspor ke Sumatera,Kalimantan,Maluku serta daerah jajahan Belanda lainnya di seluruh dunia dan menghasilkan 500 ribu Poundsterling per tahun bagi pemerintah Belanda. Melimpahnya hasil pertanian menyebabkan hampir seluruh penduduk dapat memperoleh cukup makan yang minimal terdiri dari nasi 1,25 pon/hari, ikan,sayur dan gram, dan kelaparan tidak dikenal, yang digambarkan dalam halaman 99,”There are few countries where the mass of the population are so well fed as on Java.”
Pentingnya kegiatan pertanian digambarkan dengan rendahnya kemampuan penduduk dalam bidang-bidang lain di luar pertanian, sehingga industri hampir tidak ada dan kualitas barang-barang yang dihasilkan sangat rendah karena kebutuhan akan barang juga sangat sederhana. Mengambil perbandingan dengan Inggris, jumlah penduduk yang bergerak di bidang pertanian dibandingkan di bidang industri di Jawa adalah 3,5-4 : 1, sedangkan di Inggris 1 : 2,5-3.
Jika hasil pertanian melimpah, mengapa tidak ada akumulasi kekayaan ? Karena di Jawa tidak ada orang kaya, tidak ada industri, tapi juga tidak ada para pengemis. Menurut Raffles, hal ini disebabkan tidak adanya hak kepemilikan atas tanah yang diciptakan oleh hukum dan dilindungi oleh pemerintah, karena seluruh tanah dianggap milik penguasa (raja/kerajaan). Dengan demikian, selain petani dikenakan pajak atas tanah sebesar 20%-40% dari hasil pertanian, tanah mereka juga sewaktu-waktu dapat diambil. Petani hanya memiliki kepastian memiliki tanahnya selama dua kali masa tanam, setelah itu tanahnya dapat dikerjakan oleh orang lain dan ia mengerjakan tanah lain pula; tanah tersebut dapat pula sewaktu-waktu diambil oleh kerajaan untuk diberikan kepada penguasa setempat atau keluarganya. Selanjutnya, pajak hasil pertanian tersebut akan dipungut oleh setiap penguasa dari tingkat terbawah sampai seluruh tingkat di atasnya, karena hampir tidak ada sumber perekonomian lain selain pertanian.
Tidak adanya kepastian hak atas tanah dan kemudahan dalam memperoleh makanan membuat penduduk tidak berhasrat untuk melakukan pemupukan kekayaan dan bekerja keras, ditambah dengan tidak adanya para orang kaya yang dapat menimbulkan rasa iri hati dan hasrat ingin memupuk kekayaan. Namun sebagai akibatnya, tidak ada industri yang dapat maju di pulau Jawa karena kekurangan pasar.
Keadaan di atas mendorong Raffles untuk membuat perubahan dalam undang-undang kepemilikan, agar penduduk terpacu untuk bekerja keras dan memupuk modal atau kekayaan, sehingga diharapkan akan menumbuhkan industri.
Bab 4 menguraikan tentang industri yang terdapat di pulau Jawa, yang meliputi kerajinan tangan, batu bata, kain katun, tali, besi, pembuatan kapal, kertas, garam, mesiu, pengangkutan hasil hutan berupa kayu, dan perikanan.
Bab 5 adalah tentang perdagangan. Diterangkan mengenai keuntungan dari lokasi pulau Jawa dalam bidang perdagangan, perdagangan oleh penduduk asli, pengaruh pedagang Cina, ekspor impor, peraturan perdagangan yang ditetapkan oleh Belanda, perdagangan Jepang, dan sebab kemunduran penduduk asli.
Bab 6 menguraikan tentang watak penduduk Jawa, antara lain dengan membandingkannya dengan suku Sunda dan penjelasan rinci mengenai karakter penduduk yang dibagi berdasarkan golongan/ kelasnya.
Bab 7 menguraikan mengenai kebudayaan Jawa, yang meliputi adat istiadat keraton, upacara-upacara penting kelahiran dan pernikahan, seni budaya, pertandingan, dan lain-lain.
Bab 8 berisi penjelasan mengenai bahasa, dibandingkan dengan bahasa yang digunakan di kepulauan sekitar Jawa, pengaruh kebudayaan Hindu dan bahasa Arab terhadap bahasa dan sastra Jawa, dan bidang-bidang seni lainnya.
Bab 9 adalah tentang agama di pulau Jawa.
Bab 10 dan 11 mengenai sejarah Jawa sejak awal sampai dengan kedatangan Inggris pada tahun 1811.
Buku ini cukup rinci dalam memberikan informasi mengenai keadaan di pulau Jawa pada awal abad 19. Dari sini kita dapat melihat sejauh mana kemajuan yang telah kita capai setelah 200 tahun kemudian. Apakah cara berpikir dan kebudayaan kita masih sama atau telah jauh lebih maju dari sekitar 200 tahun yang lalu ? Atau yang berubah (semakin banyak) hanya jumlah penduduknya saja ?

2 comments:

dWi said...

HIstory of Java, penulisnya yg nemuin Singapore pulak....patut masuk booklist nih :D

Anonymous said...

singapore bisa maju ya krn siraffles ini.Raffles sangat sakit hati ketika jawa diambil alih belanda kembali padahal dia sudah sngt jatuh cinta.Maka dia bertekad membuat singapura lebih maju drpd jawa yg diduduki belanda...dan berhasil...