Thursday, September 21, 2006

THE DEMON HAUNTED WORLD - Science As A Candle In The Dark

Pengarang : Carl Sagan


Tebal : 250 halaman
Tahun : 1980
Penerbit : Vintage

Buku ini dibuka dengan pengalaman penulis ketika menumpang sebuah taksi dan berbincang dengan pengemudinya, yang setelah mengetahui bahwa penumpangnya adalah saintis terkenal, kemudian menanyakan beberapa hal tentang "sains" kepadanya. Namun meskipun pengemudi tersebut cukup membaca, ternyata tidak satupun pertanyaan yang diajukannya bersifat ilmiah, melainkan pseudoscience, karena pertanyaannya adalah tentang tenggelamnya benua Atlantis, ramalan Nostradamus, astrologi, dan kristal. Sedangkan pengetahuan dasar tentang sains sama sekali tidak dimiliki oleh pengemudi tersebut. Mengapa ? Pseudoscience dan superstition (astrologi, segitiga Bermuda, hantu, aura, telepati, ramalan, patung berdarah, penculikan oleh UFO, klaim tentang adanya reruntuhan kapal Nabi Nuh, dll) berada dimana-mana, sedangkan sains yang sebenarnya tidak sampai ke masyarakat, sehingga 95% masyarakat buta akan sains.
Carl Sagan, yang giat mempromosikan sains melalui televisi (serial Cosmos) dan buku untuk masyarakat luas, dalam buku ini memberikan penjelasan untuk menunjukkan bahwa kurangnya publikasi akan sains di seluruh media baik surat kabar, majalah maupun televisi menimbulkan suburnya pseudoscience dan takhayul di tengah masyarakat, sehingga meskipun dalam masyarakat banyak orang yang penuh rasa ingin tahu namun mereka tidak pernah mendapatkan informasi yang memadai, sehingga tidak mengetahui betapa menariknya sains dan betapa besar kemajuannya saat ini.
Penulis memberikan bukti-bukti, bahwa sains telah memberikan banyak kebahagiaan bagi umat manusia, antara lain dalam bidang kesehatan, produksi pangan, sehingga dibandingkan beberapa ribu tahun lalu, bumi bisa dihuni oleh seratus kali lebih banyak manusia dengan harapan hidup 4 kali lebih lama dan kualitas lebih tinggi. Semua itu tidak dapat dicapai tanpa sains. Mengambil contoh ekstrim, Sagan menyatakan, anda dapat mengobati penyakit kolera dengan berdoa atau memberi si sakit tetracyclin setiap 12 jam, anda dapat mengobati pasien schizophernia dengan terapi psikoanalisa atau memberinya 300-500 gram clozapine. Alternatif kedua adalah berdasarkan sains, sedangkan alternatif pertama tidak. Namun mengapa masyarakat tidak tertarik dengan sains dan lebih tertarik dengan pseudoscience atau takhyul ?
Pseudoscience dan takhyul selain lebih mudah dicerna juga dapat memenuhi kebutuhan emosional manusia akan hal-hal yang bersifat spiritual, penyembuhan, atau harapan bahwa kematian bukanlah akhir segalanya.Sedangkan metode sains lebih sulit dimengerti masyarakat awam dan bersifat rasional. Selain itu mass media tidak banyak memberi informasi yang memadai tentang sains dasar yang sebenarnya perlu diketahui semua orang, sehingga masyarakat tidak biasa mempertanyakan segala sesuatu serta berpikir secara rasional atau berpikir skeptis, dan percaya begitu saja kepada doktrin-doktrin agama atau takhyul yang tidak jelas kebenarannya. Padahal, pemahaman tentang sains dasar bagi seluruh masyarakat penting, agar mereka mengerti tentang pentingnya menjaga kelestarian alam, pengendalian jumlah penduduk, atau mengurangi polusi udara.
Banyak contoh-contoh tentang pseudoscience yang diuraikan dalam buku ini dan kemudian diterangkan secara ilmiah, sehingga kesimpulannya adalah bahwa hanya sainslah yang sebaiknya kita gunakan, karena hanya sains yang memiliki metode yang teruji. Sains tidak pernah menyatakan bahwa suatu teori akan benar selamanya, karena penemuan baru dapat membuat teori lama harus diganti, namun suatu teori yang telah diterima luas berarti telah melewati suatu proses yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sebaliknya pseudoscience atau takhyul tidak pernah dapat diverifikasi atau dibuktikan.
Di akhir buku, penulis menyatakan, bahwa demokrasi akan mendukung perkembangan sains, karena demokrasi memungkinkan adanya perbedaan pendapat, penemuan dan kebebasan berpikir, sebaliknya, sains akan menunjang demokrasi karena sains mendorong pemikiran rasional dan kritis.

No comments: